"Satu kelas harus ada minimal satu orang buat tampil di pensi nanti, sisanya, kalian persiapin untuk bazar. Pikirin kalian mau jual apa. Kalau jualan dari kelas kalian habis, akan dapat hadiah dari sekolah." jelas Dongpyo.
sekarang dia lagi ada di kelasnya Seungwoo, jelasin tentang pensi. Ngga lupa juga buat mintain uang patungan.
"Kalau bisa jualannya harus beda dari yang lain ya, itu bakal jadi nilai plus dimata osis." ucap Seojin.
"Nanti saya bakal kasih amplop ke bendahara kelas, kalian bisa kasih uang patungan untuk pensi ke bendahara, paling telat tiga hari. Uangnya taruh diamplop dan jika sudah terkumpul, bendahara kelas bisa kasih ke bendahara osis." ucap Beomgyu.
Dongpyo berusaha untuk ngga lakuin kontak mata dengan Seungwoo tapi sulit. Seungwoo terus menatapnya dan itu membuatnya sedikit salah tingkah juga risih disaat yang bersamaan.
"Ada yang ingin bertanya?" tanya Dongpyo dengan suara yang tegas.
Seseorang dipojok kanan mengacungkan tangannya.
"Untuk penampilan pensi, kita bebas nampilin apa aja kan?" tanyanya.
"Tentu saja bebas. Kalian bisa nyanyi, free style dance, main alat musik, puisi, pantun. Semuanya boleh." jawab Dongpyo.
Seseorang yang duduk didepan mengacungkan tangannya.
"Hari pensi nanti, kita di liburin?"
"Kalian wajib datang keacara pensi. Nanti kalian harus isi absen, jika kalian ngga hadir, siap-siap kena denda dan hukuman."
Seseorang yang duduk dibarisan tengah mengacungkan tangannya, "hadiahnya nanti berupa apa yaa sis?"
"Hadiahnya berupa uang. Saya ngga akan menyebutkan jumlahnya."
Seungwoo mengacungkan tangannya, "Hatinya sudah ada yang ngisi belum, tos?"
Pertanyaan itu membuat satu kelas tertawa, tapi ngga dengan Dongpyo. Dia menutar malas kedua bola matanya.
"Sudah atau belumnya, itu bukan urusan kamu. Ngerti?"
"Ngerti sayang,"
Sumpah ya, Dongpyo capek banget hadepin Seungwoo. Dia jadi malu ingin cepat-cepat pergi karena sekarang dia lagi di ledekin satu kelas.
"Kalau ngga ada yang mau bertanya lagi, saya pamit. Permisi."
Dongpyo pergi keluar, diikuti Beomgyu dan Seojin dibelakangnya.
Seperginya anak osis dari kelas, mereka tertawa puas karena bisa ledek ketua osisnya sampe kesal.
Tapi itu ngga bertahan lama karena selanjutnya rusuh saling nunjuk-nunjuk siapa yang bakal tampil di acara pensi nanti.
[b e r a n d a l]
"Huh, capek."
Dongpyo duduk dibangku yang ada diruang osis, mengusap pelapisnya yang ngeluarin keringat sebab diluar panasnya dua kali lipat dari biasanya. Pas masuk kedalam ruangan, badan Dongpyo langsung kerasa seger banget, keringatnya mendadak kering.
Dia masih kesel karena Seungwoo udah bikin dia malu di kelas tadi. Dongpyo bener-bener ngga sabar banget buat lengser dari posisi ketua osisnya. Selain capek fisik, dia juga capek otak, juga capek batin.
Pintu ruang osis terbuka, menampilkan orang yang saat ini paling ngga mau Dongpyo liat. Lagi bawa selembar kertas. Dia usap wajahnya kasar.
"Mau apa?" tanyanya langsung to the point.
Seungwoo nyodorin kertas yang dari tadi dia pegang. "Mau kasih nama yang bakal ikut pensi dan bazar."
Dongpyo ambil dan baca sebentar, kepalanya ngangguk-ngangguk.
"Oh oke oke, harusnya lo kasih ini ke sekretaris osis biar langsung didata bukan ke gue,"
"Jangan jutek-jutek gitu dong bos, maaf deh soal yang di kelas tadi itu gue keceplosan, suerr! Mulut gue ngga bisa dikontrol banget kalo sudah liat lo,"
"Gue tuh capek, Woo. Beneran ngga ada waktu buat ladenin bercandaan lo yang ngga jelas itu, gue pusing mikirin buat pensi nanti dan gue harap lo ngertiin posisi gue disini,"
Seungwoo taruh plastik putih yang dari tadi dia tenteng, isinya dua roti cokelat dan susu pisang buat Dongpyo. Dia ngerti kalo ketua osisnya itu pasti ngga bakal pergi ke kantin dan sibuk di ruang osis seharian.
"Gue pikir lo ngga bakal ada waktu buat pergi ke kantin, jadi gue beliin lo roti dan susu pisang. Jangan lupa dimakan ya, bos? Gue ngga mau lo sakit, makan roti ngga sampai habisin waktu berjam-jam kok, gue pergi dulu ya? Semangattt!!!"
Setelah nepuk-nepuk pucuk kepala Dongpyo, Seungwoo pergi keluar dengan gontai.
Dongpyo menatap plastik putih dihadapannya, tangannya mengeluarkan dua roti dan susu pisang tersebut dan membuang plastik putih itu ke tong sampah yang ada didalam ruangan.
Kemudian si kecil tersenyum tipis dan menyobek bungkus rotinya.
[b e r a n d a l]
"Woo, denger-denger, Subin udah balik?" tanya Hangyul.
Mereka di kantin, makan. Sekaligus godain cewe, sambil menyelam minum air, katanya.
"Iya, kemarin sih baliknya. Biarin aja lah, mau dia ngapain juga gue ngga peduli,"
"Jangan gitu lah, gitu-gitu juga dia adek lo," ucap Seungyoun sembari nyeruput minumnya.
Seungwoo menghela nafas berat, "Youn, gue ngga yakin perasaan cinta dia ke gue itu sudah hilang. Gue abangnya dia, Youn, ngga seharusnya dia suka sama gue. Terlebih gue abang kandungnya,"
"Gue ngerti, Woo. Tapi gue yakin, dia juga pasti ngga mau kayak gini, suka sama abang sendiri. Dia juga ngga bisa handle perasaannya sendiri. Coba lo intropeksi diri, gimana sikap lo sama dia, gimana caranya lo memperlakukan dia selama ini, ngga mungkin dia baper sama lo tanpa alasan."
Seungwoo mengingat-ngingat kembali kilas balik masa lalu, ketika dia sangat senang karena mempunyai seorang adik, dia sayang banget, rasa sayangnya ngga bisa diungkapin pakai kata-kata.
Setiap hari dia selalu ajak main Subin, juga mandi bareng, lakuin hal-hal kecil bareng, semuanya dilakuin bareng-bareng.
Terlebih, Seungwoo sering gemas dengan adiknya, berujung menciumi seluruh wajahnya dengan gemas. bener-bener ngga ada maksud lain selain gemas.
Sampai mereka beranjak dewasa, Seungwoo terkejut ketika mendengar pernyataan cinta dari adiknya sendiri dan itu ketahuan sampai ke telinga orang tuanya.
Dari situ pula awal mula keluarganya hancur. Subin dipindahkan ke luar negeri, orang tuanya selalu ribut, saling mengatai diri bahwa ngga becus ngurus anak. Hingga Seungwoo beranjak SMA, mereka memutuskan untuk bercerai.
Seungwoo hancur, dia benci adiknya.
Tanpa balas ucapan Seungyoun, Seungwoo pergi dari kantin entah mau kemana. Tatapan bingung Hangyul yang seakan bertanya pada Seungyoun hanya dibalas dengan anggukan.
[b e r a n d a l]
heyy yooo, kalian apa kabar? maaf ya baru dilanjut! aku kalo udah main twitter langsung lupa diri :D
makasih udah bacaa! ♥

KAMU SEDANG MEMBACA
Berandal | Seungpyo
FanfictionSon Dongpyo berharap masa OSIS nya cepat berakhir, karena sudah tidak sanggup lagi menghadapi seorang Han Seungwoo. [Harsh words, Non-baku, B×B!]