Dongpyo akhirnya penasaran juga kan sama yang mau duel main catur, jadi ia memutuskan untuk turun kebawah pake baju kodok berwarna kuning.
Terus pakai kacamata bulat juga yang biasa dipakai sama kakak-kakak hitz.
Di teras rumah, ada ayah dan Seungwoo yang sedang duel catur ditemani kopi dan teh hangat, juga gorengan tempe, bakwan dan kawan-kawan nya yang lain.
Dongpyo nyenderin tubuhnya di sisi pintu yang cuma tertutup sebelah.
Seungwoo pegang warna hitam, ayah pegang warna putih.
"Wih, gimana yah? Jangan mau kalah sama si jer—"
Baru mau ngomong jangan sampai kalah, Seungwoo teriak kencang sambil bilang yesss karena berhasil makan Raja punya ayah. Karena Raja punya ayah skak terus tidak bisa keluar lagi karena kejebak.
Jadi Seungwoo menang.
Dengan tengil, Seungwoo naik turunin alisnya kearah Dongpyo yang sedang melipat kedua tangannya di dada.
"Keren kamu, baru kali ini ayah di kalahin main catur, kalahnya sama anak SMA lagi."
"Haha, catur mah gampil yah. Seungwoo jago main karena kalo lagi ngumpul bareng temen kadang main catur gitu gantian."
"Mohon untuk tidak terlalu tengil ya oknum yang bernama Han Seungwoo." ketus Dongpyo.
"Ayah ke dalem dulu ya, kerjaan menunggu. Kalian baik-baik disini, jangan ribut. Masa pacaran ribut terus."
Setelah menepuk nepuk pucuk kepala anaknya, ayah masuk kedalam rumah untuk melanjutkan pekerjaannya.
"AYAH AKU GA PACARANN!!"
Habis teriak, dia langsung duduk disebrang Seungwoo yang dibatasi meja di tengah-tengahnya, nyenderin punggungnya dengan bibir mempout.
Seungwoo ambil bakwan terus di sodorin ke Dongpyo, "Nih makan, enak anjir gorengan buatan bunda lo. Gratis pula."
Dongpyo rampas terus langsung di makan. Bener, enak ya. Kenapa bundanya tidak buka warung aja?! Kan nanti bisa Dongpyo bantuin.
Bantuin makan.
"Kenapa balaram ngga ada pentilnya?" tanya Seungwoo tiba-tiba.
"Elah, pertanyaan lo udah basi."
"Dih, ngga asik lo. Pura-pura ngga tau dong!"
"Lo kalo mau ngejokes yang baru dong, jokes lama udah ngga mempan di gue, ngga bakal ketawa."
"Setan."
Dongpyo ketawa kenceng, seru juga ledekin si jerapah. Dia ambil gorengan lagi, tapi ngambil tempe.
"Pyo, gue mau nanya serius nih."
"Apaan?"
"Tapi lo jawabnya yang serius ya?"
"Apaan sih, cepetan mau nanya apa."
"Lo sama si Yohan Yohan itu pacaran ya?"
Dongpyo keselek tempe yang lagi dikunyah, buru-buru Seungwoo kasih teh nya.
"Lo pelan-pelan napa makannya."
"Lo bikin gue kaget anjir. Apaan sih? Gue? Sama Yohan? Pacaran? Mana mungkin, gue sama dia itu sahabatan, ngga ada pacar-pacaran dalam kamus gue. Yang ada didalam kamus gue itu isinya cuma kuota, kuota, kuota!"
Entah harus bereaksi seperti apa, Seungwoo cuma bisa senyum-senyum sendiri mendengarnya. Lagian, tumben banget si kurcaci mau jelasin panjang lebar. Tapi ujung-ujungnya tetep ke kuota-kuota juga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Berandal | Seungpyo
FanfictionSon Dongpyo berharap masa OSIS nya cepat berakhir, karena sudah tidak sanggup lagi menghadapi seorang Han Seungwoo. [Harsh words, Non-baku, B×B!]