05 : Lupa Janji

3K 476 84
                                    

Masih ingat janji Seungwoo untuk pakai seragam rapih dan taat aturan hari ini? Dan rambut yang harus kembali hitam? Juga sepatu yang harus berwarna hitam?

Ternyata hari ini dia lupa.

Seragamnya masih lecek, sepatu masih berwarna ungu dan dasi dipakai secara asal. Hanya rambutnya yang kini sudah kembali menjadi hitam karena sudah keramas tadi semalam.

Sebab itu, Dongpyo marah sekali. Pasalnya, kemarin si berandal itu sudah berjanji dan juga sudah mengerjainya seharian.

Dongpyo hanya menyuruh Yohan untuk mengurusi Seungwoo, sedangkan dia mengurusi siswa siswi yang lain didepan gerbang sekolah, memperhatikan penampilan siswa siswi yang baru datang dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Tak segan-segan mengomelinya jika melanggar.

"Jaketnya dibuka!"

"Lipstikmu hapus, cepat."

"Dasi benerin!"

"Copot sepatumu dan taruh di pos satpam, masuk kekelas nyeker. Ambil setelah pulang sekolah!"

"Gesper kemana?!"

"Rambut besok cukur!"

"Lepas earphonenya!"

"Kalau jalan jangan menunduk!"

"Heh! Kalian jalan yang cepet jangan ngobrol! Sebentar lagi bel masuk."

"Besok pake tas sekolah yang benar! Tas anak SD kok dipake."

"Rok kamu pendek banget, besok ganti!"

Mood Dongpyo pagi ini benar-benar tidak bagus, dari tadi siapapun yang dia lihat pasti kena semprot omelan.

Pak satpam yang ngeliatin Dongpyo marahin siswa siswi yang baru datang cuma bisa tersenyum sembari menggelengkan kepalanya.

Kringgggggggg

Satu bel panjang bertanda kelas akan dimulai sebentar lagi, pintu gerbang akan ditutup dan siswa siswi yang masih diluar berlomba-lomba berlari agar bisa masuk sebelum gerbang ditutup total.

Dongpyo menghampiri pak satpam dan tersenyum tipis. "Dongpyo kekelas ya, pak!" dan hanya diacungi jempol.

"AYO CEPAT-CEPAT!" teriak pak satpam kepada siswa siswi yang masih berlarian diluar gerbang.

[B e r a n d a l]

Guru matematika masuk, dan murid langsung mendadak diam.

"Selamat pagi anak-anak."

"Pagi, pak!"

Guru matematika itu mengetuk-ngetukan spidol ke papan tulis. "Buka buku paket halaman 68 dan perhatikan kedepan! Bapak akan jelaskan setelah itu bapak akan memberi kalian tugas."

Dalam hati mereka misuh-misuh. Pagi-pagi sudah dicekokin matematika, sekali dijelasin langsung dikasih tugas.

Andai saja mereka punya otak seperti kak Jerome.

Yohan yang melirik kearah Dongpyo yang sedang menopangkan dagunya diatas lipatan tangan, dengan mata yang fokus memperhatikan papan tulis.

Lalu lengannya menyenggol kecil ke lengan Dongpyo hingga membuatnya merasa sedikit terganggu dan menoleh kearah Yohan tanpa mengubah posisi menopang dagunya. Memberi isyarat dengan menaikan sebelah alisnya.

Berandal | SeungpyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang