Aku pengecut tapi bukan penakut
Jejak kaki kita terhapus lupa
Ingat kita termakan timpa
Kau layaknya udara yang berhembus
Menyejukkan tapi terkadang menyesakkanTak gentar meskipun guntur
Tak menyerah meskipun lelahArah akan selalu menuntun
Walau langkah tak sanggup menempuh
Kalau memang merasa rapuh
Mengapa masih bersikap seolah tangguhItulah aku yang tidak pernah layu
Padahal waktu telah selayaknya berlalu
Berdiam di masa lalu dengan harap
Menemukan kembali kau yang baruTidak peduli seberapa kau benci
Tapi peduli walau tidak di hargai
Yang penting kaulah orangnya
KAMU SEDANG MEMBACA
puisi - puisi
PoetryPuisi tentang apa yang terlintas sesaat, sebatas ku tuliskan, untuk sebuah kenangan.