#11

562 18 3
                                    

...

“Ah, iya iya maaf. Coba kita jalan terus dan kita cari jalan keluarnya sama-sama, toh. Sudahlah, kan kamu duluan yang bertindak semaunya sebelum aku memikirkan rencana memperhitugkan semuanya dengan efisien tapi malah begini. Yang berlalu biarlah berlalu, kita ambil rencana tindakan lain, oke?”

“Hah,? Memangnya kamu siapa nya aku?!” tegas ketus Suga.

Terdengar jelas suara tamparan lantam dalam satu detik dengan sangat lincam.

Sfx: “Plaakkk!!!!”

.....

(Terdengar hembusan sepoian angin)

“Bukankah kau tidak mengerti situasinya sekarang itu sedang keadaan gawat gimana??!!” lanjutnya rampus yang sudah kehabisan kesabaran dengan nada sedikit melengking mekik tinggi.

“Kamu ini kenapa di tolongin malah kayak gitu?!” jawab kesal bantah Jimin yang tak terima dirinya diperlakukkan seperti itu ia menggertakkan giginya menggeram kesal membersut dengan mengernyitkan kedua alisnya.

Hah?!

Sfx: “Dooor!!!”

Terdengar lesingan dengan selincam meluncur dengan cepat melintas hampir mengenai daun telinga Suga. Tanpa disadari itu adalah ternyata polisi yang telah mengejar sejauh ini karena alat pelacak kecil canggih yang tertempel di jaket (Suga).

Tch, lari. Ternyata ada juga polisi yang mengejarnya menggunakkan helicopter banyak lesingan peluru yang mereka telontarkan menjadi hujan dari atas sana.

Suga pun langsung menggengam erat dan menarik tangan Jimin berlari tunggang langgang melompati tempat sampah dan ia bisa dengan mudah meliukkan atau menghindari berbagai macam rintangan di sana ditambah juga tak ada satu pun terkena olehnya. Tanpa memperdulikkannya lagi sampai jemuran ibu-ibu di sana ia loncati juga itu membuat wajah Jimin jadi kehalangan oleh bajunya.

Jimin: “uph!!! Sial!!”

Ia pun langsung menggengam erat dan membuang melemparkan begitu saja baju ibu-ibu tersebut. Terlihat terbesit kalimantang terang-benderang cahaya di sana sepertinya itu keluar dari gang ini.

Yap, benar saja dengan detik terakhir Suga meloncat dengan kedua tangan menyilang menutupi wajahnya sangat tinggi selayaknya seperti atlet peloncat profesional dengan dihujani oleh banyak lesingan peluru yang ditemaninya. Mereka pun mendarat dengan tepat di tanah dan menangkap menggendong jimin erat lalu melanjutkan lagi larinya.

Tanpa ia tahu di mana mereka bersembunyi tepat di belakang apartemen orang. Suga seperti  biasanya di depan hanya mengeluarkan sedikit kepalanya dengan matanya agar bisa mengintip apakah polisi tersebut masih mengikuti atau tidak. Cukup melelahkan keringat Suga sudah bertumpah ruah dan namanya termengah-mengah perlahan-lahan alapnya ia pun mengaturnya.

Polisi tersebut tidak melihat hanya melabang sambil menengok ke kanan kiri dan tepat sekali dekat sangat dekat hampir ketahuan tapi, beruntungnya polisi tersebut hanya terus lurus padahal sedikit lagi.

Jimin melihat sesuatu benda aneh di jaket Suga lalu ia pun mengambilnya.

Jimin: “Suga..lihat” lirihnya mengepit erat bendanya yang tampak bercelak.

Suga: “itu kan..”

Suga: “bangst..semenjak kapan itu ada kenapa aku tidak merasa sama sekali dan tidak menyadarinya?!”

Ia pun langsung merenggut sekejap dan menghancurkannya dengan tapak tangannya dengan ekspresi muka setengahnya menjadi kehitaman datar tanpa ekspresi dengan mulut menyengih ia hanya membisu.

Suga: “sepertinya kita di sini butuh penyamaran aku tidak boleh berpenampilan seperti ini harus ada kumis atau apa? Kau..kau kan tahu identitasku sebenarnya. Kalau kau tidak membantuku kau akan segera kubunuh dan jadi santapan makan malamku dengar?”

Jimin menelan ludah memberikkan ekspresi kuyu ketakutannya hanya terdiam terkejut.





🎉 Kamu telah selesai membaca [The Refrigenerator Pyschopath Man] - YoonMin 🎉
[The Refrigenerator Pyschopath Man] - YoonMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang