chapter 1 : ini awal mulanya

315 41 37
                                    

Kata orang masa SMA adalah masa paling menyenangkan, banyak cerita yang kita dapatkan dari situ, khususnya cinta. Sebenarnya cinta bisa kita dapatkan tidak harus menunggu SMA, tapi di SMA lah saat yang tepat untuk kita memahami makna cinta sesungguhnya.

Nama aku Tri dewa Haryanto.

"Kak....! Adek berangkat dulu ya!"

"Iya. Hati-hati!"

"Iyah..." teriak Adikku sambil melajukan sepedanya menjauh dari gerbang rumah.

"Wulan udah berangkat, Wa?" Tanya kakekku yang baru saja keluar dari dalam rumah.

"Udah kek, Dewa juga mau berangkat kek" ucapku sambil mencium tangan kakek lalu berangkat ke sekolah.

Sebenarnya ini hari pertama aku masuk di sekolah baru, sebelumnya aku sekolah di lain kota tapi setelah orang tua aku bermasalah dan memutuskan untuk bercerai, aku dan adikku Wulan diungsikan di rumah kakek dan melanjutkan sekolah disini.

Sedangkan kedua orang tua kita, memilih untuk hidup sendiri-sendiri, Jauh dari kita.

Sekarang aku sudah kelas 11 SMA sedangkan adikku Wulan masih SD kelas 5. Berbeda dengan adikku yang terlihat sangat senang, pindah ke sekolah baru. Aku malah sedih dan tidak bahagia, aku malas karena disekolah baru ini aku harus mencari teman lagi, berkenalan lagi, berbasa-basi lagi, menerka-nerka sifat-sifat mereka lagi, yang sebelumnya sudah aku lakukan disekolah aku yang lama. Aku dan adikku memiliki karakter yang berbeda, adikku orangnya ceria dan suka bersosialisasi sedangkan aku kalem dan lebih suka menghabiskan waktu dengan diri sendiri. Orang yang melihat aku, mungkin akan berpikir hidup aku menyedihkan dan tidak bahagia. terserah, mereka mau berpikir apa tentang hidup aku.

Toh aku tidak peduli dengan anggapan mereka dan yang terpenting aku bahagia melakukannya. Bukankah bahagia itu, yang kita rasakan, bukan yang kita lihat atau dengar?

Percuma kalau orang lain melihat kita bahagia tapi aslinya kita tidak bahagia, kita hanya ingin terlihat bahagia, kita lebih peduli dengan orang lain dari pada diri kita sendiri. Sumpah! Hidup seperti itu sangat membuat kita lelah dan tidak bahagia. Terkadang, egois itu penting!

.........

Kakek memilihkan sekolah yang tidak jauh dari rumah, jadi aku bisa berangkat ke sekolah hanya dengan jalan kaki. Kata kakek, banyak anak-anak tetangga disini, yang bersekolah disekolah itu. Mungkin maksud kakek, dengan begitu akan memudahkan aku untuk mencari teman, tapi itu percuma karena aku tidak kenal satupun anak tetangga disekitar rumah Kakek.

........

Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai ke sekolah dengan jalan kaki. Aku memasuki gerbang bersama siswa lainnya yang juga baru berdatangan. Aku tidak berniat untuk langsung berkenalan dengan seseorang.

nanti saja berkenalan dengan teman satu kelas, pikirku.

Disekolah aku yang baru ini, aku sudah berjanji dengan diri sendiri bahwa, aku tidak akan mencari masalah! Mencari musuh! Dan menjauhi orang-orang yang berpengaruh buruk buat aku. Aku ingin menjadi siswa biasa-biasa saja sampai lulus nanti.

Soal cinta? sudah aku dapatkan disekolah aku yang dulu dan sekarang saatnya belajar dengan baik.

.........

PARATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang