"Bagaimana keadaanya dokter?" tanya Anggun saat dokter selesai memeriksa, saat Rania pingsan Anggun menyuruh Adipati untuk segera membawa ke klinik terdekat.
"Tidak apa-apa ibu dan bayinya sehat, hanya kecapaian saja dan si ibu yang mulai mengalami morning sickness, jangan terlalu kelelahan dan banyak pikiran" ujar sang dokter yang diangguki Anggun sambil mengucap syukur
"Dia hamil dokter?" tanya Adipati membuat Anggun menoleh
"Iya pak maaf sebelumnya bapak suaminya?" tanya dokter Sarah
"Iya" jawab Adipati singkat
"Saya perkirakan mungkin usia kehamilannya jalan 4 minggu pak, saya sarankan segera diperiksa ke dokter kandungan, memeriksa lebih lanjut kondisi ibu dan janin."
Dokter pamit keluar ruangan setelah Adipati mengucap terima kasih, Adipati tak tahu harus bagaimana, istrinya hamil? tak mungkin rasanya namun siapa lagi yang menghamilinya kalau bukan ia sendiri
Anggun menghampiri brangkar Rania memegang tangan Rania, ia ikut senang dengan kehamilan Rania
"Rania" panggil Anggun pelan saat Rania mengerjapkan matanya, Rania menatap Anggun lalu memaksakan tersenyum
"Minum dulu Ran" ujar Anggun membantu memberikan Rania gelas berisi air putih
"Makasih"
Rania terdiam kepalanya masih sedikit sakit, Rania mengingat kembali kejadian tadi saat ingin kembali ke meja makan pusing menderanya tiba-tiba dan yang masih Rania ingat dengan jelas adalah perkataan suaminya
"Kenapa kamu begitu perhatian pada Rania Nggun? dia yang membuat kita tak bisa bersatu, gara-gara dia kita tak bisa menikah, dia orangnya Anggun"
"Cukup mas, dia yang kamu sebut adalah sahabat saya, dan dia istri kamu, jangan bicara yang an....
Dan setelah mendengar itu Rania tak ingat apa-apa dan kini ia terbangun dengan cairan infus ditangannya
"Rania kamu gapapa kan? Atau masih pusing? Aku panggilkan dokter ya" ujar Anggun yang ingin keluar ruangan namun ditahan Rania
"Aku gapapa Nggun" ucap Rania tersenyum kecil
"Oke kalau gitu kamu istirahat dulu ya, aku pamit pulang dulu Rania, jaga baik-baik diri kamu" pamit Anggun
"Makasih Anggun, kamu hati-hati ya."
Selepas Anggun keluar, ruangan menjadi hening Adipati menghampiri istrinya yang masih terbaring lemah
"Kamu istirahatlah, saya keluar dulu" ujar Adipati baru saja Adipati melangkahkan kakinya, Rania memegang tangan suaminya
"Mau kemana mas?"
"Saya mau ke kantor Rania"
"Bukan untuk mengejar Anggun kan mas?" tanya Rania membuat Adipati sedikit menegang lalu menatap lekat istrinya yang terlihat pucat
"Maksud kamu apa? Saya mau berangkat ke kantor ada meeting" ujar Adipati dengan nada suara yang agak meninggi (istilahnya ngegas wkwk)
"Mas ga bohong kan, sebenarnya ada hubungan apa mas sama Anggun? Tadi pagi aku mendengar pembicaraan kalian, mas bukan hanya kenal sama Anggun kan?" tanya Rania penuh selidik, ia tak tuli ia dengar dengan jelas pembicaraan suaminya dan sekarang ia ingin mendengar langsung dari suaminya jika memang itu benar Rania benar-benar merasa menjadi perusak hubungan orang
"Kamu mau tahu yang sebenarnya Rania?" Rania mengangguk namun perasaannya resah takut hatinya menolak kebenarannya
"Baiklah saya akan jujur, Anggun itu mantan calon istri saya, sehari sebelum menikah dengan kamu saya melamar Anggun dan karena kamu saya gagal menikah dengan Anggun" ucap Adipati oelan namun begitu menusuk ke hati Rania
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Yang Dirindukan
RomancePINDAH KE DREAME DIHAPUS SEBAGIAN AKUN dinasyahida ATAU CARI judulnua Istri Yang Dirindukan Allah SWT berfirman: قُلْ اِنَّ صَلَا تِيْ وَنُسُكِيْ وَ مَحْيَايَ وَمَمَا تِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۙ qul inna sholaatii wa nusukii wa mahyaaya w...