Prolog

134K 4.1K 62
                                    

Namaku Cut Syifa Humaira Ramli anak kedua dari dua bersaudara. Aku punya kakak perempuan yang bernama Diandra Azkia Ramli, biasa dipanggil Dira. Dia sudah menikah dengan seorang PNS guru dan punya seorang putra, Mbak Dira begitu panggilan sayangku adalah seorang yang sangat lemah lembut dan penurut selalu ikut apa kata suaminya. Terus bagaimana denganku? Hahaha ya tentu saja kebalikan dari semua sifat kakakku.

Eits..tapi jangan dibayangkan aku urakan atau sejenisnya ya! Aku tetap seorang wanita yang menjaga aturan agama kok, karena kedua orangtuaku sangat ketat masalah agama cuma ya aku selalu nurut dengan versiku. Mengenai nama Cut, sebenarnya aku tidak ada darah Aceh sama sekali orangtuaku semua asli Jawa. Lalu kenapa papa kasih aku nama Cut sedangkan kakakku tidak? Jadi papaku itu adalah guru SMA, nah waktu kakakku umur 3 tahun papa diterima sebagai PNS di Aceh. Alhasil papa memboyong mama dan kakakku ke sana dan dua tahun kemudian lahirlah gadis manis yang diberi nama Cut Syifa Humaira Ramli.

Kata papa nama itu untuk mengenang perjuangannya waktu beliau mengabdi di tanah Aceh.

Bertahun-tahun kami hidup di Aceh sampai akhirnya waktu aku kelas 4 SD, pengajuan papa untuk mutasi ke Jawa Tengah diterima dan jadilah kami pindah pulang ke Jawa tepatnya di Semarang.

Sejak masuk SMP, papa mulai memasukkan aku ke pesantren di daerah Jawa Timur. Awalnya aku keberatan karena aku mempunyai hobi dan cita-cita yang mungkin akan sulit aku capai kalau aku masuk pesantren, tapi alhamdulillah sampai saat ini aku merasa bersyukur karena orangtuaku selalu mengarahkanku. Aku selalu ingat pesan mereka, mau aku punya cita-cita apapun itu boleh saja asalkan harus punya landasan agama, yaitu dengan menimba ilmu di pesantren.

Selain keluargaku, aku juga mempunyai banyak sahabat dan kenalan salah satunya bernama Icha. Dia merupakan saudara sepupuku, dari sejak aku pindah kita selalu bersama dan berpisah karena aku memutuskan untuk masuk pesantren yang berbeda.

Tigabelas tahun berlalu dan saat ini aku bekerja di sebuah klinik sebagai seorang perawat. Sebuah klinik kemanusiaan yang berada di kota Semarang. Kenapa disebut dengan klinik kemanusiaan karena klinik ini sangat dicintai oleh masyarakat sekitar, tidak ada lagi fasilitas kesehatan selain klinik tempatku bekerja. Kalau mau harus menempuh jarak 1 jam untuk mendapatkan puskesmas terdekat. Aku bersyukur bisa bergabung dengan klinik ini karena di dalamnya aku merasa bukan hanya semata-mata bekerja tapi juga ada nilai ibadahnya.

 Aku bersyukur bisa bergabung dengan klinik ini karena di dalamnya aku merasa bukan hanya semata-mata bekerja tapi juga ada nilai ibadahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

**Ini Cut Syifa..mirip kan sama Bunda Biya. Iya gak tau kenapa bisa mirip, padahal bukan anaknya. 😁😁
Sekarang Bunda Biya sudah tua, wajahnya banyak berubah tapi tetep cantik kok😅😅

3. Gus Dokterku (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang