1| Why?

24 7 1
                                    

"Tringg" bel kafe berbunyi ketika Scarlet masuk

Kafe ini berbeda dari kafe pada umumnya. Banyak barang antik dimana mana, makanya Scarlet suka. Jika kalian masuk ke dalam kafe ini, suasana vintage langsung menghiasi mata kalian. Dinding kafe di cat dengan motif kayu tua, dan dipenuhi dengan lukisan lukisan abstrak yang penuh makna

"Kenapa lagi lo?" tanya Sela, anaknya pemilik kafe. kebetulan dia lagi libur kuliah. Dia menatap wajah Scarlet yang tampak lelah

"Urusan pekerjaan. Kayak biasa" ucap Scarlet pada Sella. Sella tidak menarik topik pembicaraan lagi, karena dia tau bahwa Scarlet ingin sendiri. Sebenarnya mereka cukup dekat, sebab Scarlet sering ke kafenya. Sesekali gadis itu menceritakan masalahnya, bahkan Scarlet pernah menangis di hadapan Sella. Kadang Sella merasa kagum pada Scarlet. Gadis itu dapat memakai topeng kebahagiaan padahal aslinya gadis itu hancur

Scarlet duduk di tempatnya seperti biasa, yaitu di dekat jendela. Kenapa? Sebab Scarlet suka menatap sebuah rumah berwarna putih diseberang kafe ini. Sella pernah cerita padanya. Rumah itu memang kelihatannya indah, sangat asri karena pemiliknya suka menanam berbagai macam tumbuhan. Tapi, kisah sang pemilik sangat kelam. Keluarganya hancur, dan hampir setiap hari terdengar suara orang bertengkar di dalam rumah itu. Hingga akhirnya keluarga sang pemilik meninggalkan pemilik rumah itu

Scarlet merasa, rumah itu mirip dengan kisah hidupnya. Diluar ia terlihat indah, bahagia, bahkan hampir semua orang ingin jadi sepertinya. Padahal, hampir setiap hari Scarlet menangis, Menangisi nasibnya yang buruk. Scarlet tidak pernah ingin menjadi seorang penyanyi terkenal seperti sekarang.

Dulu saat kecil, Scarlet selalu menatap kasian pada artis yang ia lihat di televisi. Memang wajah mereka terlihat senang, mereka tersenyum ke arah kamera. Tapi Scarlet bisa melihat dari mata mereka, bahwa mereka sedih

Sebenarnya dari kecil, Scarlet bermimpi ingin menjadi seorang Atlet renang. Tapi, ibunya bilang 'Berenang gak akan membuatmu terlihat hebat, berenang nggak akan menghasilkan apa apa'

Sebenarnya Scarlet ingin menjadi Atlet renang karena ayahnya. Ayahnya juga seorang atlet renang, oleh karena itu Scarlet jadi terinspirasi karena ayahnya. Tapi sayangnya, keharmonisan keluarga mereka tidak berlangsung lama

Air mata Scarlet menetes setiap mendengar kata kata ibunya. Yang ia inginkan hanyalah menjadi dirinya sendiri tanpa memikirkan omongan orang lain,  menjadi dirinya sendiri tanpa mementingkan reputasinya. Apakah salah?

"Oy!" Scarlet langsung tersadar dari lamunannya lalu menatap ke arah Sella

"Nih pesenan lo" ucap Sella. Ia menatap kasihan ke arah Scarlet. Sella yakin Scarlet habis menangis

"Makasih" ucap Scarlet pelan

Sella kembali ke dapur, tapi sebelum itu ia berkata
"Cuma mau ngasih tau aja, kalau butuh temen curhat, gue selalu siap"

Scarlet hanya mengangguk sebagai balasannya, lalu menatap makanannya tanpa selera

"Tringgg" bel kafe berbunyi, artinya ada pelanggan yang masuk

Seorang cowok berjaket hitam dan topi hitam. Cowok itu berbicara sebentar pada Sella, sepertinya sedang memesan sesuatu. Lalu duduk di dekat sebuah gramofon tua yang masih bisa memutar musik

Cowok itu menatap ke arahnya, mata birunya seakan akan bersinar dalam kegelapan. Scarlet langsung memalingkan wajahnya. Cowok itu, tampak familiar

***

Ares masuk ke dalam sebuah kafe bertema antik, lalu memesan segelas teh tawar

Ares duduk di sebuah kursi yang berada di samping gramofon tua. Matanya tidak sengaja berpapasan dengan seorang gadis yang juga sedang menatapnya. Gadis itu memalingkan wajahnya

Beautiful GoodbyeWhere stories live. Discover now