"Halo? ... Iye gue kesana, mau dibawain apaan? ... Oh, apa aja kan? ... Sip sip." Scarlett mematikan teleponnya. Alfi baru saja meneleponnya, memintanya untuk menjenguknya di rumah. Ia juga minta dibawakan sesuatu. Scarlett berpikir, minuman apa yang cocok untuk orang sakit?
Saat itu, bel sekolah telah berdering 15 menit yang lalu. Suasana sekolah masih lumayan ramai. Scarlett sedang duduk sendiri di bangku kantin tanpa memesan makanan.
Tiba-tiba, perutnya terasa melilit. Scarlett refleks memegang perutnya lalu meringis pelan. "Duh, salah makan apa ya? Huhhh." Keluhnya. Sakit perutnya begitu menusuk. Lalu ia teringat sesuatu. Dengan cepat, ia membuka kunci handphone-nya dan melirik kalender. Benar saja, ini adalah saatnya dia datang bulan. Scarlett menghela nafas panjang, menahan rasa sakit perut.
Ia berjalan keluar kantin, menuju parkiran mobil. Sambil meringis-ringis, dia menyalakan mobil dan beberapa menit kemudian memarkirkannya di supermarket untuk membeli 'roti' dan jamu pereda sakit datang bulan. Tidak lupa ia membeli obat dan bahan-bahan memasak. Ia berencana untuk memasakkan Alfi makan malam.
"Totalnya 65.000." Scarlett membayarnya dengan uang pas lalu keluar dari supermarket itu dan langsung meluncur ke rumah Alfi
_-_
Ting tong!
Sebuah wajah lesu dan pucat muncul dari balik jendela yang ada di sebelah pintu masuk. Scarlett menyunggingkan senyum pada sosok itu. Terdengar bunyi klik! Dari pintu dan Alfi mempersilakannya masuk.
"Mana pesenan gue?" Tagihnya. Scarlett memutar bola matanya. "Sabar." Jawabnya.
Scarlett membuka seragam sekolahnya dan melemparnya ke kasur. Dia santai saja karena dibalik seragamnya masih memakai kaus lengan pendek. Scarlett meletakkan plastik belanja di meja dapur, dan mengeluarkan isinya.
Alfi duduk di sofa ruang TV yang ada disebelah dapur. Tampaknya ia sudah membaik, namun wajahnya masih pucat. Scarlett menyeduh jamunya di gelas dan mengambil 'roti', lalu berjalan ke kamar mandi.
"Mau ngapain?" Tanya Alfi penasaran.
"Kepo lu. Jangan ikutin gue." Ujar Scarlett tajam. Alfi tidak memedulikannya, dan lanjut menonton TV. "Oiya, tolong cuciin telor dong, yang ada di plastik belanja." Alfi menjawabnya dengan jempol.
Scarlett masuk ke kamar mandi, dan 10 menit kemudian keluar. Saat ia keluar, ia hampir menjerit melihat Alfi yang meminum jamunya.
"ALFI LO NGAPAIN MINUM JAMU GUE?" Pekik Scarlett panik. Alfi yang mendengar teriakan Scarlett yang tiba-tiba hampir tersedak.
"Lah, ini bukan buat gue? Gue kira karena gue sakit lo bawain gue jamu." Ujar Alfi, lalu meneguk minuman itu sampai habis. Scarlett menganga.
"ALFI GOBLOK! ITU JAMU DATANG BULAN TAU!" Alfi membulatkan matanya dan menatap Scarlett horror.
"Plis deh candaan lo gak lucu." Alfi berkata pucat. Scarlett menatap Alfi balik, lalu berjalan ke tempat sampah, mencari-cari bungkusan jamu itu. Setelah mendapatkannya, ia menunjukannya di depan wajah Alfi. Alfi menelan ludahnya.
_-_
"Kemungkinan bisa menghasilkan hormon estrogen dalam jumlah kecil yang mengakibatkan penumbuhan payudara, pengecilan alat kel-hmpfff!" Alfi langsung menutup mulut Scarlett, tidak sanggup mendengarnya.
YOU ARE READING
Beautiful Goodbye
Teen FictionScarlett: aku pernah dengar seseorang berkata "I wish i could hurt you the way you hurt me. But i know if i had a chance, i wouldn't do it" Dan sekarang, itu yang aku alami Ares: I tried to hate you, but the only thing i hated is how much i love yo...