2| Mungkin takdir

16 8 0
                                    

Bel masuk pelajaran pertama telah berdering sekitar 10 menit yang lalu, guru mata pelajaran Bahasa Inggris belum juga masuk. Scarlett tengah terduduk di kursinya sambil menempelkan kepalanya ke meja, kedua telinganya disumpal oleh airpods, suasana kelas sepi karena murid yang lainnya asik dengan ponselnya masing-masing hingga hanya terdengar suara hembusan angin dari dua buah AC.

Tak lama kemudian, mata Scarlett semakin berat hingga tiba-tiba saja ia tertidur.

Sudah setengah jam guru itu tidak datang juga, tiba-tiba pintu kelas terbuka, tetapi yang datang bukanlah guru Bahasa Inggris melainkan wali kelas bersama seorang cowok dengan muka jutek. Suasana kelas yang tadinya sunyi mendadak ramai. Semuanya saling mengobrol sambil menunjuk-nunjuk cowok yang ada di belakang Pak Ian.

"Pagi anak-anak," suara Pak Ian mengalihkan tidak berpengaruh pada keramaian kelas. Scarlett masih saja tertidur, tidak peduli dengan wali kelasnya yang sudah masuk kelas

"Kita kedatangan murid baru. Silakan perkenalkan diri, nak."

Ares maju selangkah dan menghela nafas panjang, "Perkenalkan nama saya Ares Garnett Alaska, senang bertemu kalian." Padahal didalam hatinya ia sama sekali tidak senang bertemu dengan orang-orang yang baru apalagi bertemu dengan rivalnya, Scarlett.

Suasana kelas semakin ricuh. Banyak anak cewek yang berlomba-lomba menarik perhatian Ares. Ares menggertakkan giginya. Tiba-tiba ia rindu homeschooling yang begitu damai.

"Ares, lo yang artis itu kan?" Teriak seorang cewek dengan rusuh. Ares mengangguk dan memaksa senyum manisnya. Padahal suasana hatinya sudah hancur lebur sejak bertemu dengan Scarlett tadi pagi.

"Iya. Hahaha." Jawab Ares sekenanya dengan nada ramah yang dibuat-buat.

"Ares, lo ganteng banget! Gue nge-fans parah!! Istirahat nanti tanda tanganin buku gue ya?" Ucap cewek lainnya.

"Ares, kok lo pindah ke sini?" Tanya orang lain.

"Ares dari sekolah mana?"

"Asik dah di kelas kita ada 2 artis nih."

Kepala Ares pusing mendengarnya. Semua orang menyebut namanya berkali-kali. Pak Ian yang sadar dengan hal itu langsung meraih sebuah rotan di meja guru dan memukul meja guru dengan keras. Suara pukulan itu sampai membangunkan Scarlett dari tidurnya. Dalam sekejap suasana kelas sepi dan menatap Pak Ian dengan takut. Ares sendiri terkejut dan telinganya terasa sakit karena pukulan itu tepat berada di sebelahnya.

Pak Ian mempersilahkan Ares duduk dibelakang Scarlett. Sepanjang ia berjalan melewati kursi-kursi siswa, semuanya masih mencoba menarik perhatiannya. Ares hanya tersenyum dan mengangguk-angguk. Sampai di meja Scarlett, ia menatapnya sekilas lalu langsung duduk di belakang Scarlett.

Scarlett membuka ponselnya, dengan cepat ia mengirimkan pesan pada Alfi, manajernya.

Manajer gblk

Alfi

Fi

Helloooo?

MASA IYA GUE SEKELAS SAMA ARES.

Fi, lo gak mati kan?

---

Alfi sedang rebahan di kasurnya dengan kepala yang pusing, hari ini ia terpaksa tidak masuk sekolah karena sedang sakit. Katanya.

Ting..
Ting..
Ting..
Ting..

Alfi menjambak rambutnya kasar, "siapa sih?!"

Beautiful GoodbyeWhere stories live. Discover now