[Bab 21 Wortel dan Tongkat]

662 143 12
                                    

Tepat saat aku akan berbalik dan pergi, sebuah bayangan muncul di udara.

Apa itu?

Bayangan rubah besar muncul dalam gelap. Dia memiliki bulu putih dengan pola bergaris berwarna merah darah. Sekilas aku mengenali bahwa itu adalah bentuk sebenarnya dari rubah berekor sembilan. Tapi tidak seperti bayangan dalam mimpiku, rubah berekor sembilan di depanku berjongkok di tanah, mengerang kesakitan. Sepertinya dia terluka parah.

Dia sekarat.

"Wen Jiubo ...?" Mataku terbuka lebar karena terkejut, dan aku dengan perlahan mendekatinya.

Namun, itu sepertinya hanya ilusi karena tidak peduli berapa kali aku memanggilnya, bayangan itu tidak pernah merespon.

"Apa yang terjadi denganmu? Kenapa kamu terluka sangat parah?" Tanyaku dengan suara yang sangat rendah seolah-olah aku sedang berbicara pada diriku sendiri.

Rubah berekor sembilan itu masih tidak menjawab. Darah terus menetes dari lukanya. Dia menggeram sedih di napas terakhirnya sebelum mati. Dia memanggil nama seseorang dengan suara sedih.

Aku tidak bisa mendengarnya dengan jelas, siapa yang dia panggil?

Aku berjalan lebih dekat untuk mendengar lebih jelas, tetapi tiba-tiba, suara tembakan yang sekeras guntur pecah di udara, diikuti oleh raungan rubah berekor sembilan.

Rubah itu ditembak dan jatuh ke tanah.

Hatiku sangat tenggelam. Siapa itu? Siapa yang menembaknya?!

Jauh di lubuk hati, aku sudah tahu jawabannya.

Sebuah tembakan ... Itu adalah senjata manusia.

"Gu Yu!"

Seseorang tiba-tiba memanggil namaku lagi sementara aku tenggelam dalam pikiranku. Aku terkejut dan merasa merinding di seluruh tubuhku. Tetapi ketika aku melihat ke belakang, pemandangan di depanku menghilang.

"Siapa di sana?" Aku buru-buru mengeluarkan kipas, mengarahkannya ke arah dari mana suara itu berasal. Aku pasti terlihat seperti kucing yang rambutnya berdiri karena ketakutan. "Siapa disana?!"

"Gu Yu, ini aku."

Kali ini aku mengenali suara itu dan aku menghela nafas lega. Tapi tetap saja, aku tidak bisa percaya bahwa aku bisa mendengar suaranya.

Itu ... Wen Jiubo.

"Wen ... Jiubo?" Aku bertanya dengan takut-takut, tetapi aku tidak mendekat karena aku takut itu adalah ilusi lain yang diciptakan oleh ruang empat dimensi. "Apakah itu kamu?"

"Tentu saja itu dia, tolol!" Suara lain datang dari arah yang sama, dan sepertinya jengkel.

Kali ini aku akhirnya merasa lega. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang akan berbicara kepadaku dengan nada itu kecuali si musang bodoh itu.

"Wen Jiubo? Bai? Apakah itu kalian? Aku tidak punya senter. Aku tidak bisa melihat kalian!" Aku meneriakkan nama mereka.

Zhu Xuan, yang tidak jauh dariku, jelas mendengarku berteriak.

"Gu Yu? Dimana kamu? Jangan bergerak sedikit pun, kami akan datang dan menjemputmu!"

Lalu aku mendengar langkah kaki.

Aku segera berjalan ke arah mereka, berteriak, "Aku di sini! Dan Wen Jiubo dan ——"

Namun, sebelum aku bisa menyelesaikan kata-kataku, seseorang tiba-tiba menarikku dari belakang dan memelukku. Dan orang itu menutupi mulutku sebelum aku bisa berteriak minta tolong.

[TAMAT] Kisah Urban Tentang Iblis dan Roh Part 2 [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang