Happy sunday reader kesayangan akuuhhh *kisskiss
main dulu yukkk ^^
💜
💜
-Elle
Matahari dengan sinar gradasi oranye terang tampak selalu mempesona dari balkon apartemenku. Aku hampir tidak bisa melewatkannya setiap waktu terutama saat aku tidak ada jadwal sore hari. Balkon, kamera, dan cokelat hangat adalah perpaduan yang tepat. Ditemani beberapa donat atau macaroon maka semuanya jadi begitu sempurna. Aku selalu mulai membidik cemilan sore yang aku siapkan. Dari hobi inilah aku menghasilkan uang dan menemukan jalan karirku.
Setelah selesai dengan beberapa potret camilan, kameraku mulai bermanja-manja dengan senja hari ini. Memotret dari berbagai angle dan dengan beberapa teknik berbeda untuk hasil yang tidak terlihat sama dari hari ke hari. Aku punya satu album berisi foto sunset yang selalu aku abadikan di setiap momen yang memungkinkan. Mungkin aku terdengar seperti gadis dalam novel, menyukai sunset dan ketenangan. Aku begitu mengagumi sinar cantiknya yang bicara tentang 'sampai jumpa, aku akan kembali dengan lebih indah lagi esok hari'. Sunset adalah hal yang akan selalu pergi tapi selalu berjanji untuk kembali. Itu jauh lebih baik daripada pergi namun tidak pernah kembali lagi.
Aku membidik dengan fokus kota dan langit gradasi terang gelap. Selesai memotret satu aku menggegeser kamera namun aktifitasku diinterupsi bel apartemen. Aku menoleh, merasa tidak punya janji pada siapapun atau tidak sedang memesan apapun yang memungkinkan seseorang menekan bel apartemenku. Namun aku tetap menghampiri pintu dan melihat interphone.
Haana?
Kehadiran Haana di depan apartemenku sungguh mengejutkan sekaligus menyenangkan.
"Kenapa nggak bilang mau ke sini?" tanyaku riang sambil memeluknya.
"Surprise!" serunya sambil tertawa membalas pelukanku.
"Masuklah," ajakku lalu menutup pintu kembali.
"Kau sedang apa?" tanyanya melirik balkon. "Ah dating?"
Aku tertawa, "yup! Dating with sunset."
"as always," tuturnya sambil mengenyakkan pantat di sofa dan bersandar luas. "Sudah pergi menggunakan portal tapi rasanya aku tetap lelah."
"Kau memang si pemalas. Bergerak sedikit sudah lelah."
"Bawaan lahir. Lihat saja Suga, dia juga begitu," kekehnya.
"Tumben ke sini?" tanyaku sambil menyeduhkan cokelat hangat untuknya di dapur.
"Merindukanmu, sayang," ujarnya manis dibuat-buat, membuatku geli.
"Bukannya kau sudah mengkhianatiku?" balasku sinis seraya meletakkan cangkir di atas meja.
"Kau tetap nomor satu!" dia membuat finger heart dengan manisnya.
YOU ARE READING
PRINCE V #UniverseOfTranquil
FanficElle Winetta Krv.. Aku ingin melihatmu di dapur menyiapkan sarapan bersamaku, melihatmu duduk minum teh sambil mengamatiku yang bermain bersama anak kita di halaman belakang rumah, melewati malam dengan menonton film lalu tertidur di sofa berdua, te...