Elle Winetta Krv..
Aku ingin melihatmu di dapur menyiapkan sarapan bersamaku, melihatmu duduk minum teh sambil mengamatiku yang bermain bersama anak kita di halaman belakang rumah, melewati malam dengan menonton film lalu tertidur di sofa berdua, te...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Enjoy gengs
.
.
-V
New York adalah sebuah keindahan. Kota yang padat dan ramai tapi entah kenapa nyaman dipandang mata. Meski bising tetapi aku suka. AKu menyukai kota-kota seperti ini. Ramai, bangunannya epik, dan banyak spot untuk mengambil gambar.
Winter adalah salah satu musim yang mengubah New York menjadi lebih seksi lagi. Sisa-sisa salju di sisian jalan menambah kesan. Pohon-pohon dengan dahan kering tampak klasik. Belum lagi langit cerah musim dingin yang tampak biru mempesona.
"Dingin?" tanyaku pada Elle yang berjalan santai di sampingku.
Dia tersenyum seraya menggeleng pelan. Aku pun balas tersenyum luas. Aku menggenggam tangannya dan kami kembali membelah keramaian Time Square. Langkahku berhenti di depan kafe bergaya inggris dengan dominasi warna putih. Saat masuk ke dalamnya langsung disambut hangat dan wangi teh.
"Ini salah satu kafe favoritku. Kau harus coba tehnya enak sekali," seruku antusias.
Setelah memesan kami duduk di sofa yang bersisian dengan jendela agar bisa menikmati keramaian Time Square di luar. Ditemani secangkir teh hangat dan roti bakar. Elle tampak relaks menikmati secangkir teh chamomile yang aku pesankan untuknya.
"Elle..." Aku menyentuh tangannya yang sudah tidak dibungkus sarung tangan. Dia melepasnya saat kami masuk ke kafe tadi.
akhirnya aku bisa merasakan hangat tangannya. "You can talk anything to me..." ujarku menatap matanya intens.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
