HAII GENGS!
GAK PERLU NUNGGU RATUSAN PURNAMA KAN KALI INI?
.
.
-Elle
"Hanya ada dua pilihan, Elle. Menjadi orang asing atau menjadi istriku."
Aku sadar lambat laun keadaan seperti ini akan kembali. Sudah jelas kedudukanku di semesta ini terlahir sebagai unmyongnya. Lantas mau ke ujung dunia pun tetap tidak mengubah takdir itu. Mungkin bedanya jika aku mendnegar kalimat yang sama dulu pasti aku akan pergi. Tetapi saat ini aku sudah cukup melalui waktu untuk berpikir.
Kondisi kami, takdir yang menjerat tentunya tetap menyisakan rasa takut. Dia seorang Prince dan aku tidak serta merta bisa secepat kilat menjadi pendamping hidupnya yang ideal di mata seluruh klans.
"Apalagi yang kau pikirkan, Elle?" tanya V seraya menyentuh kerutan rumit di keningku.
Aku berjengit merasakan hangat jari-jarinya yang panjang menyentuh keningku. Tangannya yang besar perlahan membungkus puncak kepalaku. Aku mendongak membalas tatapan matanya.
"Jangan paksakan dirimu..." ujarnya lirih.
"V..." aku menarik napas dalam. "apa kau tau kecemasanku?"
Tangan V perlahan turun menyentuh pipiku, mengusap dengan gerakan yang lembut dan membuatku meremang.
"Elle kau adalah takdirku dan akan selalu begitu tidak berubah. Aku tau kau mencemaskan sebuah komitmen dan pernikahan. But, we no need to get married tomorrow." V maju selangkah, memperdalam usapannya di pipiku dan kini mengenai leherku.
"Kita lakukan semuanya sesuai kesiapan hatimu. Kapan aku pernah keberatan, sayang? All i want is just you stay with me. Thats it, Elle..."
Aku menunduk, "apa aku boleh begitu? Membuat seorang Prince dan satu klan menanti?"
YOU ARE READING
PRINCE V #UniverseOfTranquil
FanfictionElle Winetta Krv.. Aku ingin melihatmu di dapur menyiapkan sarapan bersamaku, melihatmu duduk minum teh sambil mengamatiku yang bermain bersama anak kita di halaman belakang rumah, melewati malam dengan menonton film lalu tertidur di sofa berdua, te...