PART 2

15 2 0
                                    


Sang surya mulai mengeluarkan cahayanya menyinari bumi. Angin bertiup kesana kemari menembus tubuh. Matahari seolah tersenyum bahagia dengan cahaya terang nya. Tapi berbeda halnya dengan taehyung. Pemuda itu masih setia meringkuk di kasur rumah sakit dengan tubuh yang dilapisi selimut tebal. Sejak tersadar dari obat bius sejak 1 jam yang lalu. Taehyung sudah tidak lagi merasakan sakit seperti sebelumnya. tapi, ada satu hal yang menganjal di pikirannya. Siapa orang tua itu? Apa tujuannya? Kalung? Buku? Apa maksud dari semua itu? Apa dia baru saja di prank Atau apa?

Tak ingin terlalu lama hanyut dalam pertanyaan pertanyaan yang diluar logika itu kini taehyung mulai menurunkan kakinya secara perlahan. Melangkah dengan sangat pelan, meraih sebuah benda berbentuk tangkai sebagai alat pembatas ruangan satu dengan ruangan lainnya dan membukanya, Berjalan perlahan menyusuri lorong demi lorang dengan nuansa berwarna putih yang tentu saja di temani bebaun obat yang menyengat indra penciuman sebagai ciri khas dari tempat itu.

Setelah pergi dari rumah sakit atau lebih tepatnya pergi secara diam diam taehyung kini berjalan melewati rumah, toko dan beberapa bangunan lainnya. Tujuan taehyung cuma satu untuk saat ini, Yaitu pulang ke rumahnya mencari tau tentang buku dan kalung tersebut.

Psycopath juga bisa penasaran bukan?

Setelah berjalan kurang lebih 15 menit akhirnya taehyung tiba di sebuah rumah sederhana. Membuka pintu dan memasukinya. Rasa penasaran semakin mejalar di darahnya seolah menyuruhnya untuk segera berjalan ke kamarnya. Tanpa basa basi lagi taehyung segera beranjak kekamarnya yang paling ujung, membuka sebuah laci kecil dan meraih sebuah buku kuno dangan kalung yang indah di atasnya, Mengamati secara seksama berharap pertanyaan yang ada dalam pikirannya segera terjawab. Lama mengamati benda itu entah mengapa taehyung merasa tidak asing. entahlah, saat ini semuanya terasa aneh. Ahhh tidak ini memang sudah sangat aneh dari awalnya, bagaimana ia di beri kalung dan buku, bagaimana toko itu hilang, bagaimana tubuhnya yang tiba tiba merasakan sakit itu benar benar aneh.

Lagi lagi taehyung terhanyut dalam pikirannya, hingga sebuah suara dari benda pipih yang berada tepat dikantong nya membuatnya kembali kealam sadar. "yak kim taehyung kau ini kenapa? Kenapa kau pulang tanpa memberi tahu ku dulu?"oke fix kepala taehyung mungkin akan sakit lagi mendengar ocehan ini "aishhh halmonie diam dulu nee kepalaku sakit lagi kalau halmonie berteriak terus" "kau sakit lagi? Tunggu halmonie nee halmonie akan segera pulang kau beristirahatlah jangan kemana mana" sambungan telpon di putuskan sepihak oleh nenek taehyung.

"huuuu" helaan napas panjang keluar dari namja itu menyiratkan betapa besar beban yang ia rasakan saat ini. "ahh sepertinya aku harus mencari dia untuk memenuhi hasratku" kalian mengerti bukan maksud dari kata 'hasrat itu'?.

Setelah memantapkan diri kini taehyung mulai berjalan kembali tentu saja setelah meletakkan benda itu ke tempat sebelumnya.

"jimin hyung" ucap taehyung. Sontak pria yang di panggil 'jimin itu' membalikkan badannya dengan tatapan penuh keterkejutan. "t....t..taehyung ada apa?" ucap jimin, jelas sekali kalau dia sangat ketakutan melihat taehyung "hyung tolong bantu aku, aku sangat membutuhkan mu hyung, hyung mau kan ku lukis?" jimin tentu saja terkejut mendengar kata terakhir yang di ucapkan taehyung 'di lukis' ohh ayolah jimin bukan kanvas lukis "ayolah hyung aku mohon" ucap taehyung dengan nadah memelas. Sungguh pesycopath yang aneh "maaf kan aku taehyungahhh aku tidak bisa, bahkan luka yang sebelumnya belum kering dan sekarang kau malah mau melikus lagi di tubuhku, apa kau tidak mengasihaniku?" ucapnya dengan nada yang tak kalah memelas dari taehyung. "aku akan membayar hyung 2 kali lipat"

'arghhhhhh aku memang miskin dan butuh uang tapi tidak dengan cara begini juga kali cukup dengan yang sebelumnya aku tidak ingin lagi. Dan juga kenapa aku bisa bertemu dengan nya. Dasar pesycopath gila' gumam jimin dalam hati

"sekali lagi ma....." belum sempat kata itu terucap semua kini jimin diam seribu bahasa keti melihat taehyung mengeluarkan uang yang sangat banyak dari saku nya. 'oh shit'

"Bagaiamana apa hyung mau?" kini jimin mulai tergiur akan semua hal itu, ini benar benar gila "baiklah" ucap jimin pada akhirnya. Lihatlah bahkan uang bisa membuat kita roboh pada pendirian kita sendiri, benar kata orang orang uang bisa membuat kita hilang kendali, uang adalah kunci dari semuanya.

"kajja" kini langkah kaki kedua pria itu berjalan ke arah sebuah lorong  kecil yang jarang di lewati orang orang.

"sekarang hyung duduk nee" setelah mendengar perkataan taehyung kini jimin mulai melakukan apa yang di perintahkan, menurunkan pantat nya secara perlahan hingga menyentuh tanah dan mempersiapkan mental untuk menghadapi orang yang kini tengah terduduk juga sama seperti dirinya.

Perlahan tangan putih itu mulai meraih sebuah besi tajam. Setelah meraih benda itu terlihat dengan jelas sebuah senyuman atau bisa di sebut dengan simrik yang tercetak jelas di wajah tampan nya. Oke sekarang bulu bulu jimin mulai merinding melihat wajah taehyung yang bak 'pembunuh itu'

"hyung aku mulai nee"

Seperti yang dikatakannya kini
Benda tajam itu mulai melakukan aksi berjelajah di tubuh jimin, dari dada ke perut, dari samping kanan ke samping kiri atau pun sebaliknya, taehyung sangat menikmati itu. Melihat darah menetes pelan adalah pemandangan yang sangat menyenangkan apa lagi ketika melihat wajah tersiksa itu, wajah penuh keringat dengan penuh rasa kesakitan benar benar sangat menyenangkan.

~
~
~
~
~
~
~

Dastiniy>pesycopath
Karya: ara_kim
11 nov 2019


Arghhh kiyowo bangettttt😖😖😖



Vote and komenttttt💜💜💜💜

DastinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang