.
.
.
.
.
.
.
Langkah pelan dan lusuh itu kini mulai melaju ke sebuah rumah, membuka pintunya dan masuk secara perlahan berharap agar tidak membuat suara sedikit pun.Setelah tubuhnya masuk sempurna di balik pintu hal pertama kali yang ia dapati hanyalah rumah dalam keadaan gelap. taehyung sebenarnya bisa berjalan dalam keadaan gelap dengan santai, toh ia memang sudah berada dalam kegelapan sejak kecil jadi tak masalah baginya. tapi kali ini berbeda, saat ini kondisi nya benar benar bahagia layaknya remaja yang sedang jatuh cinta pada pandangan pertama. jadi tanpa basa basi lagi Jari jemari pemilik mata elang itu mulai meraba tembok dan mendapati sebuah tombol yang tak lain adalah tombol lampu. Kebahagiaan harus penuh cahaya, ucapnya.
Setelah menyalakan lampu taehyung berniat untuk segera berjalan kamarnya untuk segera mengistirahatkan tubuh yang sedari tadi merindukan kasur, tapi sebelum itu semua terjadi sebuah suara menghentikan langkah kaki nya
"dari mana kau?" oke taehyung menyesal menyalakan lampunya sekarang.
"emm.. emm.. t.. tadi a.. aku"
"ucapkan secara jelas kim taehyung" ucap nya dengan penuh penekanan di setiap kata.
"tadi aku habis keluar sebentar halmonie"
"keluar? Kemana?"
"t...ta.. taman"
"taman? "
"i..ya"
Sang nenek yang tidak yakin akan jawaban yang di berikan sang cucu mulai menatap anak itu dengan seksama berusaha menelusuri benar tidak nya lewat tatapan mata yang saling beradu.
"baiklah nenek percaya padamu toh kau sudah dewasa, lagi pula ini pertanda bagus kau sudah mau pergi keluar selain ke sekolahmu"
Mendengar perunturan sang nenek taehyung hanya tersenyum kikuk, perkara taman saja dia sudah seperti itu bagaimana jika sang nenek tahu kalau ia baru saja berjalan dengan seorang gadis, ah itu tidak boleh di ketahui.
"emmm ngomong ngomong halmonie mau kemana?"
"menonton tv"
"nonton?" tanya taehyung sekali lagi
"iya. Mau ikut?"
"ani"
"kemarilah nonton sama halmonie apa kau tidak merindukan ku eoh?! " ucap ny. Jung dengan nada yang di buat seolah olah kesal.
Karena terlalu malas berdebat dan membuang buang tenaganya dengan langkah pasrah taehyung akhirnya menuruti ucapan sang nenek, menempatkan dirinya di sebuah sofa empuk yang berada tepat di depan tv.
Pandangan mereka fokus menuju ke arah sebuah tv yang menayangkan film aksi. terlihat seseorang tengah berdiri di atas bangunan tua sambil memegang sebuah pistol, dan seorang gadis yang tengah berjalan dengan senyuman indah bersama pria yang tak lain adalah kekasihnya, mereka berdua tampak begitu bahagia layaknya sebuah hubungan indah.
Tapi lagi lagi pikiran taehyung di penuhi dengan banyak pertanyaan.
Sejak menonton tadi sebenarnya taehyung sebebarnya tidak terlalu fokus akan film itu melainkan wajah pucat milik sang nenek. Wajah nya terlihat kekurangan darah bahkan bisa di bilang tidak ada darah pada tubuh sangking pucat nya."ada apa melihat wajah halmonie seperti itu? Apa halmonie terlihat cantik?" canda sang nenek ketika melihat taehyung sedang memperhatikan wajahnya.
"kenapa wajah halmonie begitu pucat?" senyum canda yang semulanya terukir perlahan mulai menghilang setelah pertanyaan yang di berikan taehyung.
"......."
"halmonie sakit?"
"......."
"tolong jawab aku"
Tidak, tidak mungkin ny. Jung mengatakan hal yang sebenarnya, tak apa bukan jika berbohong demi kebaikan? Walaupun kebaikan itu akan menyimpan luka yang banyak? Jika ia jujur apa yang nanti cucu nya akan lakukan ketika mengetahui 'dia' yang sudah ada sejak lama di sela sela dirinya, ny jung sudah tidak sanggup lagi ketika harus melihat sang cucu bersedih lagi sudah cukup gakdir konyol yang menyiksanya.
Suasana twrasa mengcengkam, film yang semula nya seru kini sudah tidak ada apa apa nya lagi di bandingkan semua ini.
Nyonya jung diam seribu bahasa, berusaha menyembunyikan kegugupan yang datang sejak tadi, walaupun sang nenek sudah berusaha sebaik mungkin untuk terlihat biasa saja tapi tentu taehyung tahu bahwa sang nenek sedang menyembunyikan sesuatu yang besar darinya.
"Mm... aku baik baik saja"
"sungguh?"
"ya, aku baik baik saja" nyonya jung terus bergumam bahwa ia baik baik saja, berharap apa yang ia katakan dapat menyakinkan sang cucu.
"......." hening taehyung sama sekali tidak menjawab pernyataan dari sang nenek.
"apa kau tak percaya eoh?! Lupakan saja dan sekarang kau pergilah tidur"
Oh ayolah mengapa kata kata melupakan sangat mudah keluar dari bibir nya taehyung benci ini ia sangat benci di bohongi."waktu tidurmu sudah hampir lewat, kembalilah ke kamarmu" gumam ny. jung sambil berjalan ke arah kamarnya menghiraukan tatapan aneh taehyung. Sejak kapan taehyung memiliki waktu tidur?
Dengan secepat kilat ia berjalan ke arah kamarnya. tidak, ia tidak bisa berada di situ terlalu lama, akan membuat taehyung semakin mencurigai semuanya dan membuat kekacauan yang luar biasa, tahyung adalah segala galanya dalam hidup ny. Jung maka dari itu apa pun akan ia lakukan walaupun pada akhirnya ia akan pergi meninggalkan dunia ini.
Setelah kepergiannya taehyung diam berdiri di temoatnya seolah enggan melangkahkan kakinya walau hanya selangkah. Dan tanpa ia sadari sedari tadi ada seseorang memperhatikan nya dari kejahuan, menampilkan senyum sinis atas apa yang baru ia lihat.
'apakah kau sungguh akan melakukan itu jung hykyo? Hahaha aku rasa cucu mu itu akan benar benar menderita'
.
.
.
.
.
.
.
.
.Happy brithday taehyung 💜💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Dastiny
RomanceAku siapa? Siapa sebenarnya diriku? . . . . . . Aku takut, kegelapan ini sangat menyeramkan. mencoba melawan takdir yang di gariskan padaku benar benar membuat ku jatuh semakin dalam, aku membutuh kan cahaya, siapa pun tolong bantu aku, bantu aku m...