Chapter 1

1.4K 85 7
                                    

Disclaimer: fanfiksi ini terinspirasi dari film Pretty Woman (1990)--dengan beberapa modifikasi menyesuaikan karakter. I do not own any of these characters or the story plot. Hanya menulis karena hobi. I do not gain anything from this fanfiction.

Warning: adult themes dan konten sugestif, tapi tidak ada penulisan eksplisit

-----

(Song: Stay - Zedd, Alessia Cara)

------

Pesta annual yang diadakan oleh Stark Industries selalu menjadi pesta yang meriah dan jangan lupakan, mewah. Dekorasi mewah, makanan mewah, dan tamu mewah. Orang-orang penting berpakaian mahal dan berhiaskan perhiasan berkilauan yang menyilaukan mata saling mengobrol di sepanjang koridor. Terkecuali seorang pria yang sedang memasang wajah kerepotan. James Rhodes, atau biasa dipanggil Rhodey--oleh seorang teman dekat--bukan pegawai apalagi petinggi perusahaan Stark Industries. Dia hanya seorang teman dekat yang tidak pernah lupa diundang, dan terkadang, pria itu berpikir EO pesta ini harus membayarnya sebagai baby sitter CEO Stark Industries. Tidak terhitung sudah berapa orang yang ditanyainya di seluruh penjuru ballroom, menanyakan:

Dimana gerangan host pesta ini?

Dimana gerangan Tony Stark, CEO dari Stark Industries ini?

"Rhodes, kurasa aku lihat Stark menuju lobi," seseorang memanggilnya dan tanpa basa-basi lelaki itu langsung mengangguk dan berlari menuju lobi.

------

"Tony!" panggil Rhodey pada seorang pria berambut hitam bertubuh tinggi sedang. "Kau sedang apa disini?"

"Oh, Rhodey. Aku hanya menunggu valet."

Rhodey menghampiri seorang pria yang bersandar di salah satu pilar penyangga itu. Tony Stark, CEO Stark Industries, yang dicarinya sedari tadi. Sebagai host acara, Tony sudah tidak terlihat sejak satu jam. Itu sangat tidak sopan. Dan merepotkan bagi Rhodey, karena selalu saja dia yang harus mencari dan menjemput Tony seolah-olah pria berumur 40 tahunan itu masih siswa taman kanak-kanak. Begitu sudah berada di hadapan Tony, Rhodey langsung berkacak pinggang.

"Kau mau kemana? Kau host acara ini dan seharusnya berada di dalam sana, menghibur tamu-tamu yang berdiri terlalu tegak itu dan--oh, God--perhiasan mereka sangat menyilaukan. Aku tidak bisa mengikuti obrolan orang-orang seperti kalian mengenai 'pesiar kapal mewah' atau 'balapan mobil mewah'," kata Rhodey, sedikit kesal. Tapi 5 detik kemudian, Rhodey menyadari tubuh Tony sedikit miring ke kanan, bahasa tubuhnya sempoyongan. Rhodey merampas kacamata hitam yang digunakan Tony. Matanya tidak fokus.

"Astaga, Rhodey!" pekik Tony.

"Kau habis minum? Tunggu, kau bilang menunggu apa tadi? Valet?" tanya Rhodey sengit.

Tony merampas kembali kacamata hitamnya dan mengenakannya kembali. "You heard me, colonel. Dan, aku hanya minum sedikit‒sepertinya... dua gelas." Tony mengacungkan dua jarinya. "Kau saja yang kembali ke dalam, kau saja yang hibur tamu-tamu itu. Aku mau pulang."

"Tell me you have a driver."

"Aku tidak mabuk, Rhodey!" kata Tony. Belum sempat Rhodey membalas perkataan Tony, seorang valet berseragam vest merah menghampiri mereka‒atau lebih tepatnya menghadap Tony. Valet itu mengacungkan kunci mobil milik Tony.

"Tuan Stark, ini kunci mobil anda."

"Thanks. Rhodey, aku percayakan tamu-tamu terhormatku, oke?" Tony menepuk bahu Rhodey lalu langsung masuk ke dalam mobilnya dan pergi. Rhodey hanya bisa menganga melihat kesekian kali perilaku sahabatnya itu, yang kemudian berganti menjadi melotot tajam pada si valet yang belum sempat pergi itu. Si valet mendadak berkeringat dingin melihat ekspresi sang kolonel.

What We DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang