Seketika teringat dosa yang pernah ku lakukan padanya. Apa mungkin ia masih mau menerima aku? Aku lari dari rumah karna mementingkan ego dan gengsiku. Rasa angkuh, tak mau mengalah. Kini aku tak yakin.
Tapi aku harus mencoba, aku juga tak ingin selamanya merasa berdosa akan itu. Kini aku telah dewasa, aku harus meminta maaf. Tak ingin itu jadi dosaku seumur hidup.
Aku telah sampai. Rumah ini sedikit bertambah besar. Apa benar ini rumahku dulu? Ada bel di tembok kanan pagar.
Setelah aku menekannya. Seketika pintu membuka dan muncul seorang anak remaja perempuan. Siapa dia? Aku tak punya saudara perempuan. Ia menghampiriku. Kemeja terbuka dan tas backpack yang ku gembok satu tangan. Dengan ragu-ragu dan sedikit malu aku bertanya.
"Apa benar ini rumah ibu Elina? ",
Ia langsung masuk ke dalam rumah dan memanggil ibunya dengan keras dari luar. " Bu ada yang cari ibu",
Muncul sesosok perempuan yang aku masih sangat kenali wajahnya. Membuatku meneteskan air mata. Beberapa rambutnya kini memutih, dan kulitnya kini sedikit keriput.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE JAKSTEEL
General FictionSetelah insiden yang hampir menewaskan dirinya. Ia kembali kepada orang tuanya. Dan sekali lagi ia harus mempertaruhkan dirinya. Karna ia yakin hanya ia yang berani menumpaskan pelaku kriminal di kota ini.