Part 8

9 0 0
                                    

"Aku ingin seperti ayah, "

Ayah tersenyum. Ia mengajarkanku banyak hal. Dari hal terkecil sampai terbesar. Mengunakan lab ini, komputer, sampai luar angkasa. Banyak rumus aku mulai pelajari. Aku mulai mencintai pekerjaan ini. Tak perlu pergi keluar rumah untuk mencari pekerjaan lagi.

Ayah juga sangat senang denganku yang mudah memahami segala yang ia ajarkan. Bahkan kami berhasil membuat 1 robot yang sedang dalam tahap pengerjaan. Ayah senang dengan hasil kerjaku.

Hal itu yang membuat aku yakin bahwa kepintaran yang aku miliki adalah dari ayahku. Berbulan-bulan aku belajar di lab ini sampai-sampai kepalaku pusing. Sepertinya aku butuh udara segar.

Rosa pernah memberitahuku ada sebuah kafe bagus di daerah selatan. Mungkin sedikit kopi sambil menyaksikan macetnya jalan membuatku senang. Aku tak pernah lagi memandangi suasana ini.

Di televisi kafe itu aku melihat seorang reporter, yang aku pikir aku mengenalinya. Beritanya tentang pembunuhan tadi malam.

Disebelahku ada seorang bapak tua, "kota ini sudah sangat banyak pembunuh.",

" Maaf, apa maksudnya dengan terlalu banyak pembunuh? ", aku menyangkal.

" Ku yakin kau pasti orang baru disini nak",

THE JAKSTEELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang