Kami berbicara seharian. Terlihat mungkin sangat melelahkan tapi aku sangat senang. Segala rinduku telah pecah. Kini aku bisa berkumpul lagi bersama keluargaku. Malam itu ayah menuntunku kekamar. Ayah juga menceritakan. Bahwa ayah sebelumnya bekerja di luar angkasa. Tepatnya stasiun Luar angkasa. Untuk mengamati luar angkasa dengan lebih jelas. Karna itu ayah baru pulang setelah beberapa tahun.
Aku juga bilang padanya banyak yang telah aku lalui. Tentang Perguruan dan latihan berbagai macam kehebatanku. Ayah semakin senang dan memintaku memeragakan teknik bela diriku. Kami sangat dekat ayah sangat seru. Aku senang ia tak marah karna aku meninggalkan ibu saat itu dan menerimaku hari ini.
Lalu ayah mengingatkanku pada hadiah yang pernah ayah berikan saat ulang tahunku. Sebuah drone. Aku sangat senang memainkannya saat kecil. Kini drone itu masih ada, sedikit berdebu.
Besoknya ayah mengajak semua untuk pergi ke mall berbelanja, sekaligus membelikan baju baru untukku. Karna tak ada baju yang muat lagi padaku di kamar.
Ayah dan ibuku sering berargumen dalam memilihkan aku baju. Ayahku bilang aku harus keren cowok banget. Ibuku mau aku berpenampilan yang rapih. Belum lagi Rosa yang terkadang ikut menyerukan Aku harus berpenampilan kekinian. Itu membuatku bingung harus memilih siapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE JAKSTEEL
General FictionSetelah insiden yang hampir menewaskan dirinya. Ia kembali kepada orang tuanya. Dan sekali lagi ia harus mempertaruhkan dirinya. Karna ia yakin hanya ia yang berani menumpaskan pelaku kriminal di kota ini.