Ericha POV :
"Drrrrrt drrrrt" iphoneku bergetar. Buru-buru aku mengambilnya dari tas tanganku dan melihatnya. iphoneku menunjukan kata-kata yang sama sekali tidak aku mengerti.
"Tanggal 24! Hari Istimewa! Hari Istimewa! Jangan sampai lupa ericha!!!!!" Aku mengerutkan kening. Memo iphoneku....kenapa isinya begitu? Memangnya ada apa dengan tanggal 24 April?!
Aku baru teringat sesuatu dan aku langsung menepuk jidatku.....besok! ya besok itu Ulang tahun Eric! 24 april! Kenapa aku bodoh sekali?! Yatuhan aku sama sekali belum menyiapkan apapun. Kado bahkan belum sempat kubeli. Sial.
Aku melirik arloji ditangan kananku. Baru jam tiga sore? Hmmmm kalau aku beli sekarang sepertinya tidak masalah. Lagipula hari ini pekerjaanku tidak terlalu banyak.
Oke! Hari ini aku akan membelikan kado untuk Eric.
Aku bangkit dari kursiku, mengambil tas tanganku, dan berjalan keluar.
Aku mengampiri pak Ujang yang sedang duduk manis di loby.
"Pak?" panggilku.
"Eh iya non. Kenapa?" kata pak Ujang langsung berdiri dari kursi yang didudukinya tadi.
"Tolong siapin mobil pak. Saya mau pergi"
"Baik non. Tunggu sebentar ya"
"Oke pak"
Setelahnya pak Ujang pergi megambil mobil diparkiran.
Lima belas menit kemudian pak Ujang sudah siap didepan pintu keluar kantorku. Aku langsung masuk kemobil.
Dalam perjalanan aku memikirkan kado apa yang cocok untuk eric. Jam? Eric sudah punya banyak jam. Sepatu? Apalagi itu. Sungguh aku benar-benar binggung.
Kado apa yang pantas untuk eric? Ah sudahlah, nanti saja kalau sudah sampai ditempatnya. Pasti akan tefikirkan olehku. Karna bosan aku memalingkan wajah kearah jendela mobilku.
Dan.....tiba-tiba saja pemandangan anak-anak kecil yang sedang berlarian memunculkan ide brilian di otaku.
"Pak kita ke panti asuhan aja ya."
"Lah? Tadi katanya mau ke mall non?" tanya pak Ujang binggung.
"Gak jadi pak. Kita kepanti asuhan aja."
"Oke non."
Aku tersenyum senang. Kini aku tau kado apa yang pantas untuk eric.
Dua setengah jam baru aku bisa sampai dipanti asuhan ini. Ini salah satu tempat favorit eric dan aku. Ya panti asuhan. Dulu jika aku dan eric sedang bosan kami sering mengahabiskan waktu kami ditempat ini, bermain bersama anak-anak disini. Dan eric sangat menyukai anak kecil.
Aku turun dari mobilku dan masuk kedalam panti. Aku menemukan sosok Bunda zaskia-pengurus panti- sedang mengawasi anak panti yang sedang bermain. Aku langsung mengahampiri bunda zaskia.
"Sore bunda zaskia. Apa kabar?"
Bunda zaskia langsung mengalihakan perhatian nya padaku, dan menatapku tak percaya. Bunda zaskia tersenyum senang.
"Ya Ampun. Ericha. Ini kamu? Subhanawllah udah gede banget ya sekarang. Tambah cantik aja kamu nak. Alhamdulilah bunda baik. Kamu gimana nak?" tanya bunda zaskia masih tersenyum dan menatapku tak percaya.
"Hehehe. Aku juga baik bun." Kataku sambil tersenyum.
"Ayo-ayo kita keruangan bunda aja. Mau bunda bikinin apa? Teh?" tanya bunda zaskia.
"Bunda gak usah repot-repot."
"Ah repot apanya sih rica. Tunggu sebentar ya bunda bikinin minum dulu." kata bunda zaskia yang langsung masuk kedalam dapur panti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku mencintainya. Bukan kah itu sederhana?
RomansaAku "Ericha Vadelia" mencintainya, bahkan sangat-sangat mencintainya..Sahabatku sekaligus lelaki yang mengisi ruang hatiku selama enam tahun belakangan ini. "Aku mencintainya. Bukan kah itu sederhana?"