Bab 4

22.5K 503 2
                                    

Pekerjaan nica pun memang tidak terlalu berat, sahabatnya itu memang sangat baik bahkan mungkin terlalu baik.



"May aku pulang duluan ya." pamit nica pada maya.



Maya adalah salah satu pegawai di toko kue reyhan, dia lebih muda dari nica tapi sifat yang ada pada diri maya terkesan sangat dewasa.



"Iya mbak, hati-hati di jalannya."



Sepertinya kini nica mempunyai teman baru, dengan kehadiran sosok maya yang ceria, dewasa dan ramah membuat nica nyaman juga terbuka satu sama lain dengan maya.



"Hari yang cukup melelahkan." ucap nica melemparkan tubuhnya di atas kasur. Sibuk dengan pikirannya hingga tanpa sadar nica mulai memejmkan mata.



"Bi, mana perempuan itu." Tanya revan



"Non nica tuan."



"Iya dia."



"Non nica di kamarnya tuan."



"Dasar pemalas." desisnya, Revan yang tak mau terlalu memikirkan nica pun berlalu dan lebih memilih istirahat.



"Ah, bagaimana ini aku kesiangan." nica yang lupa menyalakan alarmnya pun panik. Dengan cepat dia bersiap-siap dan bergegas pergi, hingga nica tidak menyadari bahwa ada sosok yang dari tadi tak henti memperhatikan gerak geriknya.



"Mau kemana." tanya revan



Sementara yang di tanya tiba-tiba membeku dan mulai beralih menatap sosok jangkung di sampingnya.



"A..anu aku ada keperluan." jawab nica kikuk



"Apa?"



"Apanya yang apa." bukannya menjawab nica malah balik bertanya.



"Keperluan apa?" revan membenarkan pertanyaannya.



"Cuman mau ketemu teman lama."



"Cihh dasar wanita gak tau diri, kerjaannya cuman keluyuran."



"Maaf."



"Apa lo bilang maaf? Udah beribu kali lo ngucapin kata gak mutu itu, bikin muak tau gak, udahlah sana pergi sekalian gak usah balik lagi."



Selalu saja seperti ini, kapan suaminya itu bisa nerima dia sebagai istrinya.


Tapi nica tak sepenuhnya menyalahkan sikap suaminya karena ini juga di mulai karena dirinya yang sudah salah menjebak revan agar mau menikah dengannya.



Bukankah dirinya memang licik anggap saja begitu, mungkin ini juga karma karena nica yang dulu terlalu licik.



Flashbackon



"Nic kamu jadi datangkan kerumahnya revan."Tanya mama nica



"Iya jadi dong mam, apalagi kan mas revan mau nikah, masa iya nica gak datang."



"Mama harap kamu tidak bikin ulah ya, mama tau kamu cinta sama revan dari dulu tapi kamu juga harus nerima bahawa revan bukan takdir kamu." jelas sang mama.



"Tenang aja mam nica juga tau itu, justru nica bahagia mas revan mau nikah."



"Bagus kalau gitu, mama percaya sama kamu."


Unwanted Marriage (Tersedia Di Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang