Keadaan nica yang sekarang pun tidak memungkinkan untuk pergi dari rumah revan. Tapi bagaimana pun juga dia harus tetap pergi menjauh dari kehidupan yang menyakitkan ini. Terus bagaimana dengan bayinya? Bagaimana jika dia tidak hidup layak bersama dengannya?
Kevin? Nica harus membicarakan mengenai penyakitnya, karena nica tidak akan melanjutkan terapi itu meski adanya kemungkinan sembuh. Tetap saja biayanya tidak sedikit dan nica lebih memilih memfokuskan untuk merawat bayinya saja
walau nyawa taruhannya asalkan bayinya sehat."Hallo vin" ucap nica
",,,,,"
"Bisa kita ketemu"
",,,,,,,"
"Baik aku kesana sekarang"
Nica langsung bergegas pergi menemui kevin di rumah sakit.
"Saya nica Dokter kevin nya ada."
"Oh mbak nica silahkan mbak dokter kevin udah nunggu di ruanggannya."
Nica mengikuti perawat yang di tunjuk oleh resepsionist rumah sakit tadi.
"Ini ruangannya mbak, pak kevin ada di dalam"
"Terimakasih"
Nica membuka pintu ruangan dan ia melihat kevin yang masih sibuk dengan pekerjaannya. Padahal dia dokter tapi masih harus di sibukkan dengan kertas-kertas seperti itu. Nica kira dokter hanya cukup memerikasa pasien dan memberikan resep obat.
"Permisi"
"Eh nic maaf saya tidak menyadari kedatangan kamu."
"Iya tidak apa-apa lagian kamu keliatannya sibuk banget."
"Ini saya lagi ngajuin beberapa dokumen buat pengobatan kamu, sekarang bukannya kamu harus terapikan."
"Mm begini vin kedatangan aku kesini mau ngasih tau kamu, kalau aku gak bakal lanjutin terapi itu." jelas nica dan mendapat tatapan tajam dari kevin. Tentu saja kevin tak setuju dengan apa yang nica ucapkan.
"Apa kamu gila nic, ini akan lebi membahayakan nyawa kalian berdua jikapun bayi kamu selamat tapi sangat kecil kemungkinan kamu selamat nic."
"Iya aku tau kamu sudah memingatkan hal itu berkali-kali tapi ini keputusan udah aku pikirkan dari semalaman penuh. Lagipula meski aku memilih terapi itu semua gak menjamin akan keselamatan kita berdua vin."
"Apa yang membuat kamu membatalkan semua ini, bukannya kemarin kamu sudah setuju walaupun sempat menolak."
"Ada beberapa masalah tapi kamu gak harus tau."
"Masalah apa? Biaya? Kalau itu kamu tenang aja saya yang akan menagani semuanya nic asal kamu mau sembuh."
Nica yang mendengar kevin pun di buat tak percaya, memang dari awal nica ketemu kevin pria ini selalu dia membuat nica di kagetkan dengan ucapan-ucapan yang tak masuk akalnya. Dalam acara apa dia mau naggung biayanya, bahkan itu bukan nominal yang sedikit.
"Maaf tapi itu berlebihan, memang faktor salah satunya masalah biaya tapi itu hanya salah satunya. Masih banyak alasan lainnya." ucap nica
"Karena alasan lainnya aku akan pergi dari kota ini dan mulai hidup baru dengan anakku dan juga penyakit ini." batin nica
"Nica apapun masalah kamu coba kamu pikir kembali, ini masadepan kamu, siapa nanti yang akan mengurus anak kamu jika ibunya tidak selamat."
Deg
Ucapan kevin begitu mengena di hati nica, baru nica sadar akan hal itu kenapa dirinya tak sempat berpikir kesana. Jika dirinya mati siapa yang akan mengurus anaknya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Marriage (Tersedia Di Dreame)
Romance18+⚠ "Jalang macam lo itu tidak akan pernah pantas jadi istri gue" bentak Revan penuh amarah. "Jika begitu, ceraikan aku" "Gak bakal sampai lo mati di tangan gue camkan itu Bitch" senyum evil di tampilkan revan. Dulu monica memang terlalu naif. Kar...