Revan sudah mengunjungi makam anaknya sesuai dengan petunjuk yang di beri oleh anton.
Namun ketika sampai di kediamannya, salah satu pegawai revan datang menemui revan dan menyerahkan sebuah dokumen yang revan lihat sama persis dengan yang dia terima dari sekertarisnya waktu itu.
"Kamu nerima ini dari siapa?" Tanya revan karena dia yakin pengirim ini masih orang sama dengan yang mengiriminya waktu itu.
"Saya kurang tau pak, tadi seorang pria, hanya menyuruh saya untuk menyerahkan ini pada anda, selebihnya dia tidak mengatakan apapun." Tutur pegawainya.
"Dimana kamu ketemu dia? Apa kamu masih ingat ciri-ciri pria itu." Kali ini akan revan pastikan dia akan mendapat info tentang orang misterius itu, bahkan revan sempat mencurigai bahwa kecelakaan yang di alama shila ada sangkut pautnya dengan orang ini.
"Di depan gerbang pak, dia tidak mau masuk meski saya sudah menawarinya."
"Apa di dekat gerbang di pasang cctv?"
"Tidak pak, hanya di dekat pintu depan dan di garasi saja yang di pasang cctv." Lagi-lagi revan kecolongan, orang itu pasti sangat tau titik aman tempat ini, makannya dia sengaja hanya datang sampai gerbang.
"Baik, kamu boleh pergi."
"Apalagi yang dia berikan padaku." Revan bergumam dan membuka berkas yang kini tepat di tangannya, seperti dugaan revan sebelumnya jika pengirim ini sangat tau tentang apa yang tengah revan alami sekarang.
"Sial, jika memang anak ku masih hidup, lalu kenapa paman shila bilang anaknya tidak selamat? Siapa yang berbohong?" Revan bertanya-tanya pada dirinya sendiri, berkas yang dia terima masih juga sama seperti sebelumnya, hanya berakhir dengan teka-teki yang harus revan pecahkan.
Kali ini revan tak boleh gegabah sepertinya orang yang selalu mematai kehidupannya bukanlah orang sembarangan. Terbukti dari identitasnya yang sama sekali sulit di dapatkan dan revan yakin ini semua juga ada kaitannya dengan nica.
Ngomong-ngomong tentang nica,revan baru ingat jika dia memiliki anak bersama istrinya itu, tapi bagaimaana keadaannya dan di mana dia sekarang? Revan masih belum tau, niat revan ingin segera menemukan mereka selalu gagal, ya contohnya seperti saat ini, malah semakin bertambah tugas revan.
"Tolong kamu selediki kasus kecelakaan shila istri saya dan apa yang sebenarnya anton sembunyikan dari saya." Ucap revan pada seseorang di balik telpon, kini revan sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada istrinya shila, mengapa dalam data tersebut tidak menyebutkan bahwa shila kecelakaan. Melainkan shila melahirkan secara normal di tambah dengan bayi yang selamat tanpa cacat sedikit pun.
",,,,,,,,,"
"Semakin cepat info yang kamu dapat itu akan semakin bagus." Ucap revan mengakhiri pembicaraannya.
"Mengapa akhir-akhir ini banyak sekali masalah, sial siapa yang harus aku percayai?" Gumamnya pada diri sendiri.
*******
"Nic kamu beneran mau rawat jalan aja?" Tanya lena yang terkejut atas permintaan nica.
"Iya len, lagian bosen di rumah sakit terus, aku juga mau kerja, gak mungkinkan aku hanya meminta bantuan kalian terus menerus."
"Emang kamu mau kerja dimana coba?"
"Oh iya ngomong-ngomong kamu punya kerjaan gak buat aku?" Fanya nica membuat lena membulatkan matanya tak percaya atas apa pertanyaan nica.
"Aduh nic saran aku mending kamu istirahat aja jangan mikiran hal-hal aneh."
"Kalau kamu gak mau kasih aku kerjaan gapapa kok aku bisa nyari sendiri."
"What? Bukan begitu nic, udahlah lupain aja ntar aku nyari pekerjaan yang pas buat kamu." Tak ada pilihan lain daripada nica sendiri mencari yang mencari kerjaan.
"Kamu serius? Makasih ya len"
"Iya, tapi kamu harus setuju dengan pekerjaan yang akan aku berikan okey."
"Pasti len, aku bisa masak, nyuci, ngepel, dan semuanya"
Apa menurut nica, lena akan dengan tega memberi pekerjaan buatnya dengan kemampuan yang barusan dia sebutin.
"Bukan semua pekerjaan itu! Bulan lalu temen aku memang membutuhkan pekerja wanita. Ntar aku tanya-tanya dulu takutnya dia udah dapet."
"Nanti kalau udah ada beritanya lagi, aku pasti kasih tau kamu." Sambung lena
Setelah mendengar penuturan lena kini nica kembali semangat, hanya satu tujuan nica saat ini yaitu dapat bangkit dari kesedihan ini, karena tidak mungkin dia akan larut dalam masalalu yang membuatnya menjadi wanita bodoh. Segala sesuatunya butuh proses jika dulu dia sangat mudah buat di tindas maka untuk kedepannya nica tidak akan membiarkan hal itu terjadi lagi.
Mungkin kejadian di masa lampau dapat nica jadikan pelajaran untuk kedepannya, karena dengan terjadinya hal itu nica bisa tau jika menjadi orang lemah sangat berdampak buruk bagi kelangsungan hidup di masa depannya.
Nica telah berjanji pada buah hatinya untuk hidup bahagia, dan memulai semuanya dari awal, maka saat inilah waktunya, penyakit yang nica derita juga harus sembuh, jika nica tak ingin kehilangan anaknya kembali di suatu saat nanti.
Mungkin terlambat untuk menyadari kebodohannya, namun ini lebih baik dari pada nica tidak menyadarinya sama sekali, dan terus menggenggam cinta pada suami yang telah membuangnya.
Masalah revan dan shila? Kini nica tak ingin mengingat kembali mereka. Biarlah kevin yang menyelesaikan masalah mereka sesuai dengan janjinya dulu.
"Nic aku udah tanya-tanya sama alan, sebenarnya sih dia udah dapet, tapi mungpung ada yang mau kerja jadi dia mau nerima kamu." Jelas lena semangat, setidaknya pekerjaan ini tidak akan membuat nica terlalu kelelahan.
"Beneran? Jadi kapan aku mulai kerjanya? Tapi aku kerja apa len?" Siapa yang nggak penasaran, dengan mudahnya lena bilang bahwa nica bisa bekerja dengan temannya itu.
"Kamu jadi model nic, aku udah kirim foto kamu sama alan dan dia menyukainya, sekarang tugas aku hanya merubah sedikit gaya kamu agar terlihat lebih elegan okey."
Nica hanya diam tak bisa berkutik dengan pekerjaan yang di maksud lena
'Apa? Model? Apa aku bisa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Marriage (Tersedia Di Dreame)
Romance18+⚠ "Jalang macam lo itu tidak akan pernah pantas jadi istri gue" bentak Revan penuh amarah. "Jika begitu, ceraikan aku" "Gak bakal sampai lo mati di tangan gue camkan itu Bitch" senyum evil di tampilkan revan. Dulu monica memang terlalu naif. Kar...