Bab 8

21.4K 417 1
                                    

Di tempat lain nica hanya merutuki kebodohannya. Bagaimana jika suaminya tau pasti dia bakal tambah membenci dirinya.

Lalu bagaimana ini? Bagaimana jika aku hamil? Bagaimana jika mas revan tidak mau mengakui anaknya?

Begitu banyak pertanyaan yang nica pikirkan serta semua ketakutan yang akan terjadi di masa mendatang.

"Hikss..hiksss... ya tuhan cobaan apalagi ini."
Isak nica sambil terus memeluk tubuhnya sendiri, seakan sekarang nica sangat membutuhkan seseorang untuk menenangkan perasaannya. Namun siapa yang mau mendengar keluh kesahnya saat ini.

Bahkan suaminya sendiri hanya menganggapnya seorang jalang. Dan kini apa yang di katakan suaminya itu benar, dirinya hanyalah seorang pemuas nafsu. Apa ini karma dari kesalahannya di masalalu? Kini nica tau bagaimana karma membalasnya dengan sangat sadis.

Setalah di rasa cukup baik nica segera bersiap untuk pergi bekerja. Bagaimana pun keadaannya sekarang, nica harus tetap bisa menjalani kehidupan senormal mungkin. Biarlah urusan nanti dia akan menghadinya nanti.

"Bi, mas revan udah berangkat?"

"Udah non tadi pagi, buru-buru banget kelihatannya."

"Kalau gitu nica juga mau berangkat, jaga rumah ya bi."

"Baik non, hati-hati di jalannya."

'Syukurlah mas revan tidak mengingat kejadian semalam' batin nica.

Hari ini jalanan cukup ramai tidak seperti biasanya yang jarang terlewati kendaraan, banyak pengendara berlalu lalang entah itu motor, mobil semuanya datang silih berganti.

Brukkk

"Awwwwhhh." erang nica saat seorang pengemudi mobil menabraknya.

"Heh kalau mau nyebrang, mata di gunain." ucap seorang pria yang tak lain adalah pemilik mobil .

Nica yang masih syok dengan kejadian tadi mencoba mengumpulkan kesadarannya dan bangkit, namun sayang belum sepenuhnya nica berdiri tubuhnya oleng dan tergeletak.

"Ehh mbak,,, mbakk,, bangun jangan main-main mbak." ucap pria tersebut sambil menepuk-nepuk pipi nica seolah hal itu bisa mengembalikan kesadaran wanita yang dia tabrak.

.
.

"Sayang aku mau nagih hadiah dari kamu." ucap shilla

"Hadiah? Bukannya kemarin aku memberikan kamu kado berlian yang kamu impikan itu."

"Ya beda dong sayang, kalau itu kan emang kamu yang niat ngasih, kalau sekarang aku yang minta"

"Emang kamu mau apa?"

"Aku mau liburan ke bali."

"Ya udah nanti aku urus buat keberangkatan liburan kamu."

"Kok kamu sih sayang, ya kita dong aku dan kamu, kita berdua yang liburan."

"Tapi aku masih banyak kerjaan gak ada waktu buat liburan sayang."

"Ya udah terserah kamu, urus aja tuh kertas-kertas pujaan hati kamu, emang ya sekarang kamu udah gak peduli lagi sama aku."

"Bukan gitu shilla, harusnya kamu ngerti dong gimana kerjaan aku."

"Iya,, iya,, kenapa harus aku terus yang ngertiin kamu sih."

"Ya udahh aku turutin kali ini, lusa kita liburan tapi jangan lama-lama ya."

"Nah gitu dong sayang, kan gak rugi bahagiain pasangan sendiri."

"Iya,, iya,,," jawab revan sambil mengecup kening shilla. Dia sangat takut kehilangan shila, karena wanita itu telah merenggut sebagian hatinya yang dulu telah mati.

Unwanted Marriage (Tersedia Di Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang