Episode 6

531 58 26
                                    

Silaunya cahaya mentari pagi mulai mengusik seseorang yang sedang terlelap tidur di bawah hangatnya selimut. Merasa terganggu dengan cahaya mentari pagi akhirnya dia pun membuka matanya dan pandangannya terpaku kepada jam dinding.
" Ya ampun udah jam 07.30, aku kesiangan."
Saintpun masuk ke kamar mandi dan buru buru untuk membersihkan diri. Setelah selesai siapin langsung keluar menuju kampusnya.

Akhirnya dengan segenap perjuangan diapun sampai di depan gerbang kampusnya dia melirik ke jam tangannya sudah jam 08.30. terus dia harus gimana? kalau langsung kerja gak mungkin, kalau mau masuk pasti kena hukuman lagi. Diapun menarik nafas lalu menghembuskannya secara berulang ulang. Di tengah keadaan dia yang sedang panik ponselnya berbunyi dan langsung saja membuat dia terlonjak kaget. Diapun melihat siapa yang menelponnya dan ternyata dia Mean.

" Hallo Mean ada apa? "Tanpa menunggu lama diapun mengangkat telpon itu.
" Saint, Lo lagi di mana? Kenapa belum nyampe jam segini? Ini semua maba udah pada kumpul di lapangan. " Tanya Mean dengan beruntun.
Sebelum menjawabnya Saint memutar matanya jengah dengan Mean yang langsung memberondong dia dengan pertanyaan tanpa menunggu Saint untuk menjawabnya satu persatu.

" Bisa gak sih nanyanya satu satu? " Balas Saint dengan nada sinis.
Meanpun terkekeh di ujung telpon.
" Sekarang Lo ada di mana, tumben jam segini belum datang? " Tanya Mean lagi kepada Saint.
" Iya aku kesiangan sekarang lagi di depan gerbang, gara gara kemarin di suruh jalan jongkok sama lari muterin kampus. " Curhat Saint kepada Mean.
" Hahahaha sama aja gue juga. Udah mendingan Lo masuk aja sini. " Sahut Mean dengan tawa yang belum juga reda.
Karena kesal Saintpun mematikan ponselnya.

Akhirnya Saintpun memberanikan diri untuk masuk kedalam kampus. Karena di depan gak ada satpam dan gerbang gak di kunci Saintpun langsung masuk dan berlari kecil menuju loby depan sambil ngumpet-ngumpet, takut kalau nanti ada pembina OSPEK yang melihatnya. Saintpun melebarkan matanya saat melihat dua pembina OSPEK yang sedang duduk di meja piket.  Saint memutar otaknya bagaiman agar dia bisa masuk tanpa di ketahui. Lalu dia teringat sesuatu, ada jalan masuk lain selain lewat sana, Loby belakang. Dia pernah sekali lewat sana saat dia akan mengikuti test. Saintpun tersenyum lebar dan dia segera berlari menuju loby belakang.

Dan akhirnya dia berhasil! Karena senang diapun loncat-loncat sambil joget-joget gak jelas. Sedetik kemudian terdengar suara deheman dari arah belakang punggungnya yang membuat Saint menghentikan aktivitanya. Dia memejamkan matanya, mati.
" Ngapain kamu? "Tegur pembina ospek itu dengan suara tegas.

Saintpun membalikan badannya, dia langsung melotot tak percaya. Dari sekian banyak pembina OSPEK kenapa Saint harus ketemu sama Perth coba. 'Ya Tuhan kenapa kau harus pertemukan aku dengannya di saat yang tidak tepat'  ucap Saint didalam hatinya. Sekarang dia harus jawab apa? Gak mungkin kan dia harus bilang alasan yang sebenarnya, bisa malu dia.

" Saya tanya ngapain kamu disini Saint? " Tukasnya dengan nada tinggi. Gak bisa biasa apa ya dia?

" Hah? Itu kak.... Saya..." Jawab Saint aga gugup.dia harus ngarang alasan apalagi coba? Dia berharap bisa menghilang saja dari sana.
Perthpun memasukan kedua tangannya kedalam saku celananya lalu menatap saint dengan dingin. " Biar saya tebak, kamu berusaha masuk kesini tanpa ketahuan pembina OSPEK, biar gak di hukum karena telat ikut OSPEK ! " Tebaknya dengan alis terangkat sebelah. Skak mat, tebakannya tepat sasaran dan saint hanya diam membeku di tempat gak bisa ngomong apa apa.

Perthpun melipat tangannya di depan dada. " Kenapa diam? Berarti tebakan saya benar dong? Hebat ya. " Tukas Perth sambil bertepuk tangan. Saint mengalihkan tatapannya ke sekelilingnya. Hanya ada dia dan Perth.

" Ikut saya! " Ketusnya sambil menarik tangan saint kasar, Saint pun meringis. Apa gak bisa lembut sedikit apa! Karena tak tahan diapun mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Perth.
" Aku bisa jalan sendiri gak usah di tarik-tarik segala bisa bukan? " Ucap saint sambil mengusap tangannya yang sakit dan mempoutkan bibirnya, kebiasaan jika dia sedang dalam mood kesal.
" Kalau kamu gak saya tarik pasti bakal melarikan diri!! " Jawab Perth tegas sambil mengambil tangan Saint kembali dan menyeret  Saint. Mau tidak mau Saintpun mengikutinya, daripada tambah sakit lagi tangannya.

TEMPTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang