Act 19

177 18 0
                                    

Seekor unicorn sedang duduk di kursi dengan laptop di meja. Tangannya mengetik-ngetik di laptop, unicorn itu pintar sekali bisa main laptop. Sudah tengah malam, pukul sebelas lewat lima belas dan si unicorn masih gila mengetik.

Novel memandangi dari kasur, seorang gadis dengan onesie unicorn yang tidak berhenti mengetik sejak sore hari. Kemudian telfonnya berbunyi dan dia harus keluar untuk mencari sinyal, "aku keluar sebentar ya?"

"Hm," jawab Kenya singkat tanpa menatap Novel sayang.

Disitu Kenya seperti tidak ingat dia mengajak Novel pergi dengannya. Gadis unicorn bertanduk satu itu lenyap dalam kesunyian, tenggelam dalam skripsi yang sedang sedang direvisi karena besok harus bertemu ibu dosen pembimbing.

Sepertinya selama tiga hari dua malam akan begini terus yang Kenya kerjakan.

Kenapa dosen pembimbing seperti lebih berkuasa dari tuhan? Ya tuhan, mudahkanlah hidup Kenya. Kenya janji akan berubah menjadi lebih baik setelah melalui nereka kecil ini.

"Aku bawa hot milk, baby." Suara Novel memecah konsentrasi putri unicorn. Ugh, untung itu Novel, kalau tidak sudah ditendang Kenya.

"Thank you, Novel." Hal terbaik yang bisa dia lakukan adalah memberikan memandang lesu tunangannya, lalu menawarkan senyum kecil. Dan kembalilah lagi dia menatap laptop, tanpa meneguk susu panas yang ditaruh Novel di samping laptopnya.

Pria itu menghampiri Kenya lagi, memegang tanduk unicorn di onesie tunangannya. Setelah tiga detik membuat Kenya risih, Novel tidak pergi dan malah duduk di samping Kenya. Pria itu memaksa duduk di kursi kecil untuk satu orang.

Kenya kesal sekali dengan Novel, luar biasa. "Novel, ganggu banget sih ih!"

Sementara Kenya mendorong dan menendang Novel malang ke lantai, Novel malah berusaha kembali pada Kenya. Pangeran karamel itu merangkak, memeluk pinggang sang putri sambil berlurut serta menempelkan wajahnya di onesie Kenya yang lembut.

"Get away from me Novel!" Kenya mendorong kepala Novel menjauh, supaya tidak menempel lagi di tubuhnya. "Sleep, Novel!" Perintah Kenya sambil menunjuk kasur. Dia seperti memerintah seeokor anjing.

Novel khawatir tunangannya kelelahan, khawatir jika Kenya tidak mendapat istirahat cukup dan jatuh sakit. Pangeran karamel tidak ingin putri unicorn stress. Tapi pangeran karamel juga ingin terlelap dalam pelukan putri unicorn malam ini.

Novel ingin merasakan hangat peluk Kenya, harum tubuh Kenya yang seperti taman buah-buahan, dan terbangun menatap senyuman Kenya pagi nanti.

"Jangan memaksain diri ya, Enya. Nanti tidur aja kalau udah capek. Aku takut kamu sakit." Novel menggeser tanduk Kenya dan memberi kecupan di keningnya. "Good night, my love."

Novel tidak pernah memanggil my love, biasanya Enya atau baby. Enya merasa aneh sebetulnya di panggil baby, dia bukan baby, tapi semua orang memanggil pacarnya baby, Justin Bieber juga memanggil baby. Jadi Enya ikut memanggil baby. Tapi my love.. Enya suka Novel memanggilnya begitu.

Tapi Kenya harus mengetik sampai jarinya lebam biru malam ini.

Lalu Novel harus melek menjaga Kenya sampai gadis itu merangkak ke tempat tidur.

.

.

.

"Noveeel!" Kenya melompat ke pelukan Novel, badan mereka berbenturan sebab Novel berbaring di kasur sejak tadi. Sejak tadi matanya melek menyala menjaga Kenya hingga pukul dua dini hari. Hingga akhirnya Kenya datang menangis.

Princess Kenya In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang