Part - 09

3K 159 2
                                    


   Hari ini tepat kandungan Prilly menginjak usia 7 bulan. Dan seperti bulan-bulan sebelumnya, Ali selalu mengantar istrinya untuk memeriksa keadaan kandungannya tiap bulan. Karena Ali selalu ingin tahu perkembangan sang buah hatinya.

   "Sayang, kenapa tadi gak sekalian usg aja sih? Kan Dokter Anjani juga yang nyaranin." tanya Ali saat kini mereka sedang dalam perjalanan pulang. Prilly melirik sekilas ke arah Ali yang fokus mengemudi.

   "Gapapa, biar surprise aja gitu." jawab Prilly membuat Ali mengangguk paham.

   "Sayang?"

   "Hm?" Ali menoleh sekilas menanggapi panggilan Prilly yang ducampuri nada manja itu.

   "Tiba-tiba aku pengen makan mie ayam deh," ucap Prilly dengan raut wajah yang cukup menggemaskan bagi Ali. Ali tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

   "Kita mampir ke kedai mie ayam mang karto ya?" sahut Ali dan Prilly mengangguk antusias.

   Sesampainya di kedai mie ayam mang Karto, Ali langsung memesankan satu porsi mie ayam untuk istrinya.

   "Kamu yakin gak mau makan juga?" tanya Prilly saat mie ayam pesanannya sudah didepan mata, siap untuk dinikmati. Ali menggelengkan kepalanya seraya mengelus rambut pendek sebahu Prilly, karena kemarin baru saja Prilly memotong rambut panjangnya hingga sebahu. 

   "Kamu aja yang makan, aku belum laper." Prilly menganggukkan kepalanya, kemudian menyantap mie ayamnya dengan lahap.

   Saat asyik memandang sang istri makan, tiba-tiba ponsel Ali yang berada di saku celananya terasa bergetar, Ali mengambilnya. Keningnya mengkerut saat melihat nomor pemanggil yang tidak ia kenali.

   "Sayang, aku jawab telfon dulu ya? Takutnya ini penting." Prilly menoleh ke arah Ali yang baru saja bersuara.

   "Jangan lama-lama," sahut Prilly, Ali mengangguk kemudian sedikit menjauh dari Prilly untuk menjawab panggilan yang entah dari siapa.

   "Halo?" Ali menyapa seseorang yang berada di ujung telfon sana, saat ponselnya sudah menempel di telinganya.

   "Halo Li?"

   Ali terkejut ketika mendengar suara perempuan yang membalas sapaannya itu. Ia seperti mengenal suara itu.

    "Ta-tante Tesa?" panggil Ali dengan nada ketidak percayaan. Wanita yang sudah sangat lama tak ia dengar namanya, kini kembali dengan tiba-tiba.

   "Iya Li, ini tante." masih dengan keterkejutannya Ali bertanya, "tante apa kabar?"

   "Tante baik-baik saja, Li. Tapi Tasya---" kening Ali mengkerut saat mendengar satu nama yang disebutkan oleh Tesa.

   "Tasya kenapa tan?" tanya Ali dengan perasaan hati yang mulai terasa tak karuan. Kenapa saat Ali sudah mulai melupakan dua orang yang dulu sangat ia cintai, malah kembali?

   "Tante gak bisa jelasin lewat telfon, apa kamu bisa ketemu tante sore ini?" tanya Tesa membuat Ali ragu untuk menjawabnya. Bagaimana dengan Prilly nanti? Apa alasan yang akan ia berikan pada Prilly?

   "Li, kamu bisa kan?"

   "I-iya tante, Ali usahain. Tante share lokasi ya," sahut Ali. Mau tidak mau ia harus bertemu dengan Tesa. Demi mengobati rasa penasarannya terhadap Tasya yang ia kira sudah tiada.

   "Apa Tasya masih hidup?" gumam Ali setelah sambungan telfonnya terputus.

Bersambung.

Jangan lupa vote dan follow akun aku bagi yang belum;p

SWEET HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang