part 3

466 58 5
                                    

Tak jauh dari sana Mean juga melihat semuanya, awalnya dia hanya berniat untuk mengikuti Saint. Tapi dia tak menyangka jika si pendek itu menyatakan cintanya pada Saint. Mean mengepalkan tangannya saat melihat Perth memeluk Saint dan mengecup keningnya. Perhatiannya teralih saat dia tak sengaja melihat Plan yang menatap sedih ke arah Perth dan Saint, membuat Mean menyeringai tipis.

~~
Plan berjalan menjauh. Sebenarnya dia ingin berlari, tapi kakinya yang terkilir masih terasa sakit. Plan pergi ke taman belakang sekolah yang sepi. Dia berhenti di bawah sebuah pohon yang cukup besar. Perlahan pertahannya runtuh. Plan mulai terisak. Hancur sudah hatinya sekarang. Cinta pertamanya sudah berakhir, bahkan sebelum dia mengungkapkannya. Plan ingin menangis sampai hatinya terasa lega. Setelah hari ini dia akan menjadi kuat kembali, ya semoga.

~~
Sementara Mean meredakan kekesalannya dengan bermain basket sampai dia merasa lelah. Dia tidak terima dirinya kalah dari si pendek yang tidak ada apa-apanya dengan dirinya. Seorang pewaris tunggal perusahaan besar kalah dengan anak pemilik restoran kecil. Bagaimana Saint lebih memilih Perth dari dirinya. Benar-benar sial. Lihat saja dia akan berusaha membuat Saint berpaling dari si pendek itu.
Mean membaringkan tubuhnya yang penuh keringat di atas lantai, mencoba menstabilkan nafasnya. Dia teringat pada Plan. Dia melihat expresi terluka di wajah pria imut itu saat melihat Saint berpelukan dengan si pendek sialan itu. Mean mengerti dia menyukai si pendek. Mean menyeringai, serertinya dia bisa memanfaatkan Plan dalam usahanya untuk mendapatkan Saint.

~~
Waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam. Semua penghuni rumah sudah tertidur dengan pulas. Berbeda dengan Plan. Dia berusaha memejamkan kedua matanya sejak tadi, tapi bayangan saat Perth memeluk Saint kembali memutar di kepalanya. Plan menarik nafas dalam. Dia tak menyangka jatuh cinta ternyata sesakit ini. Plan bangkit dari tidurnya dan pergi ke dapur. Dia butuh minum susu hangat, semoga saja setelahnya dia bisa tidur. Karena besok dia ada kelas pagi bersama khru Off salah satu guru killer di sekolahnya. Dia tidak mau guru killernya itu menghukumnya karena dia terlambat. Setelah meminum susunya Plan kembali ke kamar mencoba kembali untuk tidur. Dan setelah cukup lama akhirnya Plan bisa tertidur.

Hal yang sama terjadi di kamar Mean. Pria tampan itu juga tak bisa memejamkan matanya. Mean berjalan menuju balkon kamarnya.

"Sial, benar-benar sial. Si pendek sial. Dan hatiku juga sial."

Esoknya Mean terbangun. Terlihat jelas jika dia kurang tidur. Bayangkan saja Mean baru tidur nyaris pukul dua pagi. Dia hanya tidur lima jam saja. Mean masuk ke dalam kamar mandi, dan melihat wajahnya di cermin.

"Sial, Title akan mengolokku jika dia melihatku seperti ini."

Mean sudah rapi dengan seragamnya. Dia terlihat lebih segar setelah mandi, meakipun kantung matanya masih terlihat. Mean mengambil tasnya dan pergi kuliah.

Dan seperti dugaannya, Title mengoloknya habis-habisan. Jika saja Title bukan sahabatnya, sudah pasti Mean akan menghajarnya sampai babak belur.

"Lihat wajahmu Mean, kau terlihat lucu dengan mata pandamu itu. Kau seperti ini karena patah hati.  Kau akan menghebohkan se isi sekolah Mean."

"Tutup mulut sialanmu itu."

"Ok ok, ayo pergi."

Title masih menertawakan Mean, hingga membuatnya bertabrakan dengan seseorang.

"Maaf aku tidak sengaja," ucap Title sambil mengulurkan tangannya.

Seorang pria mungil yang terjatuh akibat ulahnya. Title terkejut saat melihat wajah pria mungil itu.

"Earth."

"Oh ternyata kau ya, mm siapa namamu phi?"

"Namaku Title, apa yang sedang kau lakukan di sini?"

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang