part 9

642 43 8
                                    

Plan tak menyangka jika Mean akan menyiapkan ini semua untuknya, Plan merasa terharu dan senang dengan apa yang di lakukan Mean. Plan mengambil salah satu cincin dan memasangkannya di jari Mean.

"Yes, Mean."

Mean tersenyum senang, dia mengambil cincin satunya dan memasangkannya ke jari Plan.

"Aku sangat senang sekali Plan."

"Aku juga Mean."

Besoknya kabar mereka pacaran sampai ke semua teman-teman yang langsung heboh dan jangan lupakan para fans Mean yang patah hati setelah tahu pujaan mereka sudah punya kekasih. Mean masa bodoh, dia malah semakin lengket dengan Plan.

"Pulang nanti ku jemput, aku ingin ke rumahmu."

"Untuk apa Mean?"

"Tentu saja bertemu orang tuamu. Lebih tepatnya bertemu ibumu, beliau memintaku datang untuk makan malam bersama kalian. Aku merasa lega karena ibumu sepertinya menyukaiku."

"Ya, dia selalu ingin kau jadi pacarku. Tentu saja mae sangat senang karena keinginannya tercapai."

"Kapan-kapan kau juga datangke rumahku na. Aku ingin kenalkan kau pada keluargaku."

"Nanti ya, jika aku sudah siap."

"Iya aku mengerti."

Sorenya Mean sudah menunggu Plan dan mereka pulang ke rumah Plan. Ibu Plan sangat senang bisa melihat putranya akhirnya bisa bersama Mean. Dia sangat sopan, tampan, pokoknya menantu idaman.

Kalian tunggu saja di kamar Plan , mae akan siapkan makan malam spesial. Oh ya Mean apa makanan kesukaanmu?"

"Aku hanya makan daging bibi, aku tidak suka dengan sayuran."

"Baiklah kalau begitu, bibi mengerti. Bibi akan masak daging yang enak untukmu."

"Terima kasih bibi."

Plan dan Mean masuk ke kamar Plan, kamar Pla terlihat bersih dan rapi.

"Kau itu kenapa pilih-pilih makanan?"

"Aku tidak pilih-pilih. Aku hanya tidak suka sayur. Rasanya aneh dan membuatku mual."

"Tapi kan sayur bagus untuk kesehatanmu."

"Aku masih sehat tanpa harus makan sayur, kau sama seperti ibuku. Dia pasti akan senang jika bertemu denganmu. Kau akan jadi calon menantu idamannya nanti."

"Dasar, aku mandi duluan na. Aku merasa gerah sekali."

Setelah Pla selesai mandi, giliran Mean yang mandi. Plan menyiapkan baju miliknya dan memberikannya pada Mean.

Sambil menunggu makan malam, Mean dan Plan mengerjakan tugas bersama. Plan serius saat mengerjakan tugas miliknya, sementara Mean lebih sering curi pandang padanya.

"Mean, kerjakan tugasmu."

"Kau lebih enak di lihat dari pada tugasku yang menumpuk dan membuat kepalaku pusing."

"Mean!"

"Baik, akan ku kerjakan."

Malamnya Mean makan malam bersama keluarga Plan. Dia mengenalkan dirinya pada ayah Plan, dan di sambut dengan baik oleh tuan Rathavit. Mereka makan sambil sesekali berbincang bersama, Plan merasa senang karena ayah dan ibunya bisa menerima Mean dengan baik."

~~
Besoknya Mean menjemput Plan ke rumahnya. Di depan rumah dia melihat sebuah mobil yang tak asing untuknya.

"Sepertinya ini mobil Title, apa yng dia lakukan di sini."

Mean melihat Title keluar dengan seorang pria manis dari dalam rumah Plan.

"Title, kau sedang apa di sini?"

"Menjemput pacarku tentu saja, dia sepupu Plan dan menginap di rumah Plan semalam."

"Sejak kapan kau dekat dengannya?"

"Sejak kau asyik mengejar Plan tanpa henti. Sudah ya, aku mau mengantar Earth dulu. Plan sudah siap di dalam sebentar lagi dia keluar."

Dan benar saja Plan tak lama keluar dari rumahnya.

~~
Hubungan Mean dan Plan sudah berjalan 6 bulan lamanya, dan selama itu Mean sering datang ke rumahnya dan semakin akrab dengan ke dua orang tua Plan. Sementara Plan dia masih belum siap untuk bertemu orang tua Mean. Dan suatu hari Plan mengatakan pada Mean jika dia siap bertemu orang tua Mean. Mean tentu saja senang dan dengan segera membawa Plan ke rumahnya untuk makan malam bersama dengan orang tuanya.

Sepanjang perjalanan menuju rumah Mean, Plan terlihat sangat gugup. Dia khawatir jika orang tua Mean tidak suka padanya. Apa yang harus Plan lakukan di sana? Dan banyak hal lain yang ada di pikiran Plan. Mean menyadarinya dan menenangkan Plan.

"Tenanglah Plan, jangan terlalu banyak pikiran. Cukup jadi dirimu dan semua akan baik-baik saja, ok."

"Ok." Plan mencoba tenang. 

Tak lama mereka tiba di rumah Mean, rumah yang dua kali lebih besar di bandingkan dengan rumahnya. Mean membawa Plan bertemu ke dua orang tuanya yang sudah menunggu.

"Kalian sudah datang," ucap ibu Mean sambil tersenyum.

"Sebaiķnya kita segera makan malam," ucap ayah Mean.

Mereka mulai makan bersama, Plan masih cukup gugup saat makan bersama orang tua Mean.

"Ku dengar kau dan tim sepak bolamu memenangkan pertandingan?" Tanya ibu Mean.

"Iya bibi."

"Mean sering berbicara tentangmu, bagaimana sifatmu, semuanya dia bicarakan pada kami. Dan sepertinya dia benar, kau terlihat sangat cantik dan manis," ucap Ibu Mean.

"Terima kasih bibi."

"Jangan gugup begitu, kami tidak akan melakukan hal-hal aneh padamu. Kami tak akan mengintrogasimu macam-macam. Kami percayakan semuanya pada Mean, dia sudah dewasa dan kami yakin dia sudah tahu apa yang dia inginkan. Kami hanya berharap yang terbaik untuk Mean. Aku sebagai seorang ayah hanya berpesan agar kalian tidak melupakan pendidikan, karena itu sangat penting untuk masa depan kalian. Dan Plan, tolong jaga Mean selama di kampus ya. Kami percayakan Mean padamu," ucap ayah Mean.

"Ucapan ayah barusan seperti menitipkan anak gadis pada pacarnya saja," ucap Mean.

"Dasar kau ini, yang terpenting kalian harus saling menjaga dan mendukung."

"Iya, terima kasih paman." Plan merasa lega sekarang karena orang tua Mean sangat baik padanya.

Usai makan malam, mereka duduk bersama di halaman belakang rumah Mean. Mean menggenggam erat tangan Plan dan mengecupnya.

"Aku bahagia karena bisa bersamamu. Rak Plan."

"Rak Mean."

Mereka tersenyum dan semakin mengeratkan genggaman tangan mereka.

Tamat.

Akhirnya tamat juga,sebenarnya aku pengen lebih panjang tapi ide nya udah abis. Aku bakal up ff baru judulnya Love by married. Di tunggu ya, kalo ada yang mau nunggu itu juga. 😁😂

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang