part 4

456 56 9
                                    

Mean menghampiri Plan dan sedikit menundukan wajahnya.

"Apa kau yakin?"

"Ya, aku sangat yakin."

"Baiklah, ayo kita bekerja sama."

~~
Plan sedang berada di ruang ganti setelah latihan bola, saat tiba-tiba Mean menghubunginya.

"Halo."

"Sekarang waktunya, aku mendengar Saint akan pulang bersama Perth. Berpura-puralah di depan Perth dan buat dia tidak bisa pulang bersama Saint." Setelah mengatakan itu, Mean langsung menutup sambungan telponnya.

"Dasar tidak sopan."
Meskipun kesal, Plan tetap mencoba menuruti Mean. Jujur dia gugup, dia belum pernah berbohong sebelumnya.
Plan keluar dari ruang ganti dan melihat Perth yang sudah bersiap untuk pulang.

"Aduh." Plan pura-pura jatuh dan memegangi kakinya yang sempat terkilir.
Dan sesuai dugaan, Perth langsung menghampiri Plan. Dan beruntung anak-anak yang lain sudah pulang.

"Plan kau baik-baik saja?"

" Sepertinya kakiku yang bekas terkilir terasa sakit lagi."

"Ayo ku antar kau ke klinik."

"Tidak perlu, aku pulang saja." Jangan sampai Perth membawanya ke klinik dan ketahuan berbohong.

"Kalau begitu aku antar kau pulang. Tunggu sebentar." Perth menghubungi Saint untuk minta maaf karena tidak bisa pulang bersamanya, dan harus mengantar Plan. Setelah itu Perth mengantar Plan pulang.

Jika Plan berhasil pulang bersama Perth, lain halnya dengan Mean. Meskipun pria tampan itu membujuk Saint untuk di antar pulang. Pria cantik itu enggan pulang bersama Mean dan memilih pulang sendiri menggunakan taxi. Mean kesal setengah mati karena untuk kesekian kalinya dia di tolak oleh Saint.

Perth memarkirkan motor besarnya di depan rumah Plan, dia mengantar Plan ke dalam kamarnya. Plan merasa bersalah karena harus membohongi Perth.

"Terima kasih Perth, karena sudah mau mengantarku pulang."

"Sama-sama Plan. Istirahatlah, ku harus cepat sembuh karena tim kita akan segera bertanding. Kami membutuhkanmu." Ucapan Perth membuat hati Plan menghangat.

"Aku pulang dulu."

~~
Besoknya Mean menghampiri Plan yang sedang bermain dengan bolanya.

"Bagaimana? Kau berhasil kemarin."

"Tentu saja, Perth mengantarku pulang kemarin."

"Bagus, teruslah cari perhatian padanya supaya si pendek itu menjauh dari Saint."

"Jangan banyak bicara, urus saja Saint."
Mean kesal, berani sekali si pendek dan imut ini padanya. Eh tunggu apa imut, ck Mean pasti salah bicara. Tidak ada pria imut lain selain Saintnya. Pria pendek ini hanya sedikit imut saja.

"Tentu saja aku akan mengurusnya." Mean pergi meninggalkan Plan.

"Dasar menyebalkan, pantas saja Saint tidak mau dengannya. Dia sangat sombong dan tidak punya sopan santun."

~~
Sudah berhari-hari Mean dan Plan mencoba menjauhkan Perth dan Saint, sampai membuat Perth dan Saint curiga. Ke duanya memikirkan cara untuk membuat Mean dan Plan berhenti menjauhkan mereka.

"Apa yang harus kita lakukan Pin? Aku bingung bagaimana caranya menjauhkan Mean dariku, Dia terus mengejarku sampai membuatku risih. Apa kau punya ide?"

"Bagaimana jika kita buat Mean dan Plan saling menyukai saja."

"Bagaimana caranya?"

"Sebelum pertandingan sepak bola dan basket di adakan, kita mendapat jatah libur satu minggu kan? Ayo kita buat mereka dekat dalam waktu satu minggu itu. Kita bisa liburan ke pinggir kota di mana tidak banyak tempat penginapan yang tersedia, kita buat mereka satu kamar dan membuat mereka dekat."

I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang