Prolog

103 7 6
                                    

Abad 21, Bumi adalah planet yang sempurna untuk tempat tinggal makhluk hidup. Makhluk yang kecil dan hanya bisa dilihat di bawah mikroskop sampai makhluk besar yang memijakkan kakinya di tanah hidup perdampingan di bumi.

Teknologi dan ilmu pengetahuan terus berkembang dan membuat manusia terus mancari solusi untuk setiap masalah yang seakan tak akan ada habisnya.

Waktu berlalu akan menjadi sejarah dan masa depan adalah masa sekarang. Manusia muda menjadi dewasa dan tua lalu tergantikan dengan anak yang lebih muda. Bagi manusia bumi itu sudah tua dan sayangnya tak akan tergantikan oleh yang muda.

Jika kamu menyimak penjelasan gurumu, kamu pasti ingat bahwa satu daun dapat menghasilkan oksigen yang sangat dibutuhkan makhluk hidup dalam kesehariannya. Tuhan telah memberikan udara yang yang sehat bahkan tak meminta bayaran tunai untuk setiap nafas makhluknya.

Namun itu semua sudah tak seperti 300 tahun yang lalu. Radiasi membuat manusia sakit dan memusnahkan hewan yang terancam punah. Seperempat Bumi hancur akan ledakan nuklir yang tak pernah memberikan peringatan pada kami membuat sisa makhluk hidup yang masih bertahan harus menderita.

Manusia yang sakit disebut Suffer. Penyakit yang mereka derita disebabkan radiasi parah yang sudah menyerang bagian dalam tubuh mereka bahkan beberapa dari mereka menderita cukup parah sampai membuat urat mereka berwarna oranye namun mereka masih bisa beraktivitas dengan normal.

Namun beberapa manusia yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat justru semakin kuat akan radiasi yang membuat mereka tetap bertahan meski udara yang mereka hirup adalah karbon monoksida yang bagaikan pembunuh dalam diam bagi makhluk hidup.

Mereka yang kuat akan radiasi disebut Defect dan merupakan misi utama bagi Seeker karena mereka mengetahui bahwa DNA Defect mampu memulihkan bumi yang sekarat karena ulah manusia.

Namun itu menjadi kabar negatif bagi Defect karena meyakini eksperiman yang akan di lakukan para ilmuwan akan gagal jika satu saja tes yang tak terpenuhi yang akan merenggut nyawa objek eksperimen, seperti halnya ibuku.

🍃

Flashback

Seorang wanita yang sedang mendorong kereta bayinya tersenyum bahagia melihat seorang pria bermain dengan anak perempuan berambut pirang.

"Mom!" teriak anak itu saat melihat ibunya menggendong adik laki-laki barunya.

"Halo, sayang bagaimana kabarmu?" tanya wanita itu sambil mengusap pelan pipi putrinya.

"Baik. Aku senang kita di sini!" seru anak itu membuat suasana bertambah menyenangkan seiring dengan kecerian dan tawanya.

Suasana menyenangkan itu berubah saat sekelompok orang berseragam hitam putih datang mengejar mereka. Pria dewasa itu membawa putri kecilnya masuk mobil lalu membantu istri dan bayi laki-lakinya.

"Vallen! Apa yang kamu lakukan!" seru wanita dewasa itu pada putrinya saat melihat gadis itu kembali keluar dan mengambil boneka keropi yang tertinggal di tempat mereka duduk.

Sebuah suara tembakkan terdengar dari kejauhan membuat naluri sang ibu berlari ke arah putrinya yang terjatuh saat akan kembali. Tembakkan itu mengenai sang ibu membuatnya tak bisa bergerak.

"Ibu! Ayo pergi!" seru gadis itu menangis melihat ibunya terduduk kaku.

"Aku tak bergerak sayang, pergilah aku akan ke sana!" perintah wanita itu.

"Tidak! Aku tak mau meninggalkan ibu!" seru gadis itu lalu menangis memeluk ibunya.

"Sandra, ada apa denganmu?!" seru pria dewasa menghampiri mereka.

"Alex, aku tak bisa bergerak, bawa Vallen pergi!"

"Tapi-"

"Bawa saja!"

Dengan terpaksa, pria itu membawa putrinya yang menjerit tak ingin meninggalkan ibunya. Saat pria itu akan menjemput istrinya, orang-orang berseragam itu kembali menembakkan senjata sampai membuat pria itu terjatuh saat berusaha menghindar.

"Sandra, ayo pulang!" perintah pria itu pada istrinya.

"Pergi, Alex! Pergi!" teriak wanita itu.

"Tidak tanpamu!"

"Kumohon Alex pergi!" teriak wanita itu frustasi. "Aku mohon" bisiknya.

Seakan mendengar bisikkan istrinya, Alex pergi dengan berat hati meninggalkan istrinya yang sudah ditangkap sekelompok orang itu. Terlihat air mata jatuh dari mata cantik Sandra saat dirinya yang tak berdaya dibawa secara paksa dan harus meninggalkan keluarganya.

"Ayah, kenapa kita pergi?" tanya Vallen yang tak mau meninggalkan ibunya.

"Ayah ibu masih di sana!" jerit Vallen lagi namun Alex tak menjawab dan hanya melajukan mobilnya dengan cepat meninggalkan tempat itu.

"Tidak. Ayah jangan pergi, ibu masih di sana!" jerit Vallen dengan kedua tangan mungilnya mengepal memukul jendela mobil.

"Ibu! Tidak!" jeritnya sambil menangis melihat ibunya di bawa ke dalam sebuah mobil khusus.

🍃

CONVALESCE: Get A Cure For The EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang