9

15 3 0
                                    

05.56

"Ibu!"

Xavion terbangun dengan keringat yang membasihi seluruh tubuhnya dan menyadari itu hanya mimpi namun sekeras apapun dia untuk tidur kembali matanya seakan menolak untuk menutup dan memutuskan keluar menatap langit. Cairan bening meluncur begitu saja di wajah tegas Xavion saat bayangan wajah ibunya muncul di kepalanya.

"Seandainya aku lebih kuat..seandainya aku tidak ceroboh mungkin ibu masih hidup, aku memang bodoh" kata Xavion menangis mengepalkan kedua tangannya lalu meninju pagar balkon. Tak lama ponsel yang ada di saku celananya bergetar dan menampilkan sebuah profil dari orang yang menelfonnya.

Xavion mencoba menenangkan diri dan berusaha tak mengeluarkan suara menangis di telfon. "Apa?!" tanyanya pada orang di sebrang sana.

"Maaf kalo aku mengganggu tidurmu tapi kau di mana? Kami tak bisa melanjutkan misi tanpamu" jawab Tony memberi menekanan pada kata terakhir.

"Kalo begitu lanjutkan tanpa aku!" seru Xavion tak sabar karena tak ingin membicarakan misi yang tak memberinya waktu istirahat.

"Tapi kau pemimpinnya, kami hanya mengikuti arahanmu!"

"Baik, sekarang kau yang jadi pemimpinya dan kuperintahkan selama aku tak ada jangan ganggu aku!" seru Xavion lalu menutup sambungan telepon.

"Itu siapa?" tanya Lia yang sudah berdiri dibelakangnya.

"Tony, apa aku membangunkan mu?" bukannya menjawab Xavion malah bertanya balik.

"Oh gitu" kata Lia lalu berjalan ke arah Xavion sambil berpegangan pada pagar balkon. "Apa ada masalah?"

"Hanya...pekerjaan" jawab Xavion tak bersemangat.

Lia tersenyum sambil mengusap bahu adiknya berniat memberi sedikit energi untuk tersenyum. "Sebentar lagi aku kerja, kamu cari makan sendiri ya" kata Lia yang hanya mendapat anggukan Xavion sebagai jawaban.

Cahaya matahari mulai mengusir malam dan perut Xavion meminta jatahnya lalu memaksa pria yan tak pandai memasak itu mencari makan keluar.

Suara mesin motor dinyalakan terdengar dan tentu tak ada sedikitpun uap yang dihasilkan karena kendaraan saat ini menggunakan tenaga listrik dan pom bensin yang biasa menjual minyak bumi diganti dengan listrik.

Motor besar Xavion berhenti tepat didepan alat pom bensin yang langsung disambut robot pengisi daya, tangan robot itu menempel pada jam Xavion untuk membayar pengisian daya dan roda motor pun berputar.

GPS motor Xavion membawa ke sebuah toko makanan namun ditengah jalan seseorang yang tak terlihat asing baginya sedang menunggu bus sambil mondar mandir dihalte dan membuat motornya pindah lajur.

"Lena!"

🍃

Pagi ini tak ada yang masak semua sedang sibuk dengan aktivitasnya. Miya harus pergi pagi-pagi karena ada acara sekolah dan dia salah satu panitia, Adam jelas mengantar Miya sekaligus pergi kerja membereskan cafe, dan Theo masih sibuk kencan dengan bantalnya.

"Theo" panggil Vallen namun tak ada jawaban. "Theo!" panggilnya lagi tapi tak ada balasan. "Heh kelinci jelek bangun!" teriak Vallen lalu menarik bantal yang sedang dipeluk adiknya.

"Apa sih nenek muda marah-marah aja, masih pagi nih" jawab Theo akhirnya tapi langsung lanjut tidur.

"Ih justru karena masih pagi harusnya bangun cepat" ceramah Vallen. "Bangun atau gak aku kasih makan" ancam Vallen.

"Bodo amat main ancam-ancam nanti juga dibangunin pas makanan udah jadi" kata Theo lanjut tidur membuat Vallen tak bisa berkat kata karena memang itu yang akan dia lakukan.

CONVALESCE: Get A Cure For The EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang