07.45
"Lena dengarkan aku" kata Xavion lembut dari balik pintu.
Vallen berjalan pelan ke arah pintu dengan pistol yang sudah siap memuntahkan peluru. Vallen membuka pintu dan tepat saat itu Xavion mengangkat tangannya saat melihat pistol yang diarahkan padanya.
"Lena jangan-" kata Xavion namun dipotong Vallen.
"Diam!" seru Vallen. "Letakkan benda itu" perintah Vallen melihat Xavion membawa kantung makanan. "Cepat!"
Xavion berjalan pelan melewati Vallen lalu meletakkan kantung makanan di lantai dan berdiri di depan Vallen dengan tangan mengangkat ke atas. Namun saat Vallen menurunkan tangannya, Xavion menyerang lalu menodongkan pistol pada gadis yang sekarang terduduk takut, sedangkan Theo yang hampir saja keluar kamar, bersiap dengan tongkat basball.
"Pistol itu tidak bertuan" kata Xavion lalu mengeluarkan semua peluru yang sekarang membuat suara berisik saat jatuh ke lantai.
Xavion meletakkan pistol itu di lantai lalu menghampiri Vallen yang bergeser mundur sampai menabrak tembok dan menutup mata saat Xavion mengulurkan tangannya.
"Jangan takut, aku tak akan melukaimu" kata Xavion ramah menunggu gadis di hadapannya menyambut tangannya. "Lena?"
Namun Vallen tak kunjung menyambut pria yang sedang berlutut di depannya. Untuk menghentikan kecangggungan, Xavion memberikan makanan yang sejak tadi terbengkalai.
"Ini aku sudah membayarnya" kata Xavion lalu pergi saat Vallen tak memberikan respon apapun.
"Aku-" Xavion menggantungkan kata-katanya. "Aku akan kembali bekerja" sambung Xavion dan menghilang di balik pintu setelah tak mendapat respon yang dia inginkan.
Vallen akhirnya dapat bernafas lagi setelah sedari tadi dia menahan nafas, saat suara motor Xavion menjauh, Theo pun keluar dari kamar peluru yang berserakan.
"Itu apa?" tanya Theo sadar dengan sesuatu yang dipegang kakaknya.
"Makanan" jawab Vallen saat berjalan menuju dapur.
Theo tersenyum sinis. "Jadi si serigala jadi jadian itu datang kemari hanya untuk memberi makan, aku bukan fakir miskin" kata Theo.
"Aku yang membeli makanan ini tapi dia yang bayar karena tadi aku lari" jelas Vallen.
"Yah setidaknya dia berguna" gumam Theo.
🍃
Xavion mulai membereskan beberapa barang yang akan dibawanya dan sedikit membereskan kamarnya.
"Kau mau kemana?" tanya Lia yang binging melihat tas gunung yang berisi penuh di atas kasur.
"Aku akan kembali bekerja" jawab Xavion.
"Apa? Tapi kau baru sampai kemarin!" seru Lia terkejut dan tak senang.
"Maaf tapi memang tak seharusnya aku kemari" jawab Xavion sukses membuat kakaknya cemberut. "Pergi sekarang?"
"Iya" jawab Xavion singkat karena sibuk dengan kegiatan beres-beresnya.
"Tapi kau akan kembalikan?" tanya Lia lagi memastikan adiknya yang telah lama menghilang itu akan kembali.
Namun Xavion tak langsung menjawab pertanyaan Lia karena sadar itu pertanyaan berat dan memilih untuk diam.
"Aku mengerti" kata Lia sedih lalu keluar meninggalkan Xavion sendiri di kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
CONVALESCE: Get A Cure For The Earth
FantasyAbad 21, Bumi adalah planet yang sempurna untuk tempat tinggal makhluk hidup. Makhluk yang kecil dan hanya bisa dilihat di bawah mikroskop sampai makhluk besar yang memijakkan kakinya di tanah hidup perdampingan di Bumi. Namun 300 tahun berlalu. Man...