Selesai kuliah Dika tak langsung pulang ke apartemennya melainkan pergi kerumah Airin.
Cowok itu juga sudah mengabari Airin bahwa hari ini dia akan berkunjung kerumah. Beruntung setelah Dika memarkirkan mobilnya di perkarangan rumah Airin hujan pun turun.
Memang sebelumnya langit sore sudah tampak gelap. Pertanda hujan akan turun.
Dika berlari kecil setelah ia turun dari mobil. Mengetuk rumah Airin dan muncul-lah sang pujaan hati. Airin mempersilahkan Dika masuk.
Dika duduk disalah satu sofa Airin. Sebelum mengobrol Airin terlebih dahulu memberikan Dika handuk kecil dan segelas teh hangat yang ia buatkan tadi.
Airin turut duduk disebelah Dika. Memandang Dika yang sedang mencoba mengeringkan rambutnya.
"Kamu kangen sama aku ya?" tebak Airin setelah Dika meyelesaikan ritual mengeringkan rambut.
"Enggak," jawab Dika cepat.
Airin lantas memukul lengan Dika. Kemarin malam saja bilangnya kangen setelah bertemu malah mengelak. Dasar cowok gengsian.
Dika menyengir menampak seluruh giginya yang rapi. "Bercanda Ai," kilah Dika mengusap kepala Airin.
"Ih kamu. Rusak tau rambut aku," protes Airin sembari mengelak dari Dika.
"Iya maaf," ucap Dika dibalas dengan putaran bola mata Airin.
"Jadi kamu kesini mau ngapain Ka?" tanya Airin seraya menyenderkan tubuhnya disofa.
"Ibu kamu kemana?" Dika bertanya balik sebelum menjawab pertanyaan Airin.
"Ibu arisan. Belum pulang."
"Oh gitu. Oh iya aku--"
"Eh kemarin ayah aku pulang loh," potong Airin.
Dika mengerutkan alisnya. "Ayah kamu?" Airin mengangguk. "Iya ayah aku. Tapi sekarang lagi nemenin ibu arisan jadi gak ketemu deh kamu sama ayah."
"Yauda gak apa-apa."
"Besok atau lusa deh kamu ketemu sama ayah. Kamu lagi gak sibuk 'kan?" tanya Airin memastikan.
Dika terdiam. Ia sendiri juga tidak tahu ingin menjawab apa. Airin menatap Dika yang sedari tadi diam. "Dika," panggil Airin.
Lamunan Dika buyar. Seketika raut wajahnya berubah.
"Ai aku mau ngomongin sesuatu."
Airin dapat melihat raut serius dari wajah Dika. Entah mengapa jantung Airin tiba-tiba berdetak lebih kencang.
"Mau ngomong apa?" tanya Airin dengan suara pelan.
Dika mengambil kedua tangan Airin lalu menggenggamnya. Dika tampak terdiam sebentar sebelum melanjutkan ucapannya.
Jantung Airin sudah berdebar. Ditambah hujan yang turun membuat Airin cemas sendiri. Airin takut Dika membicarakan hal-hal yang nantinya membuat Airin kecewa.
"Lusa aku bakalan ke Jakarta."
Deg.
Airin tidak salah dengar 'kan? Airin tetap diam menunggu Dika melanjutkan.
"Aku ada tugas dari kampus buat terjun langsung ke lapangan. Mau gak mau aku sama temen-teman aku yang lain bakalan pergi ke Jakarta," lanjutnya.
Airin diam dan menunduk. Ia sendiri tidak tahu ingin memberikan respon apa. Sekuat tenaga Airin menahan air matanya.
Dika menghela nafas panjang. Dika sudah menduga hal ini bakalan terjadi. Sembari mengelus tangan sang pacar, Dika kembali berbicara.
"Di Jakarta nanti, aku dua minggu disana."
Cairan bening yang sedari tadi Airin tahan akhirnya meluruh. "Kamu jahat," ucap Airin terisak.
"Kenapa baru sekarang ngasih taunya? Aku udah gak penting lagi dalam hidup kamu? Kamu kan tau aku gak bisa ldr. Kamu disini yang gak ngasih kabar aja aku udah uring-uringan. Apalagi ini kamu bakalan ke jakarta."
Airin sudah tidak bisa lagi membendung air matanya. Dika mendekat berniat memeluk Airin, tapi perempuan itu menghindar.
Airin mengerti. Dika pergi ke Jakarta bukan tanpa alasan. Tapi kenapa baru sekarang cowok itu memberi tahunya.
"Ai aku minta maaf. Aku janji deh bakalan ngasih kabar terus ke kamu. Walaupun nanti aku sibuk aku sempetin buat nelpon atau chat kamu sebentar."
Airin menatap wajah Dika dengan sendu. "Peluk," pinta Airin dengan manja.
Langsung saja Dika memeluk Airin dengan erat. Dalam waktu dua minggu kedepan tidak akan ada adegan saling berpelukan.
"Kamu harus tepatin janji kamu!" desak Airin dalam pelukan Dika.
"Iya Ai. Aku bakalan berusaha buat terus kasih kabar ke kamu."
Setelah perbincangan panjang itu, akhirnya Airin menerima keputusan untuk menjalankan hubungan jarak jauh meskipun dalam waktu dua minggu.
Dan diwaktu yang bersamaan Dika memanfaatkan waktu yang tersisa dengan Airin. Beragam kegiatan mereka lakukan sebelum Dika pergi ke Jakarta.
._._._._.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Relationship (Dika dan Airin)
Teen FictionNOTE : TIDAK ADA KONFLIK BERAT HANYA KISAH KLASIK DIKA DAN AIRIN. Airin Aninda Putri. Tidak cantik dan tidak juga jelek. Penampilannya juga biasa saja. Otaknya juga tidak terlalu pintar. Tapi entah kenapa Ardika Pranaja seorang lelaki berpenampilan...