Hari ini Airin pergi kuliah dengan keadaan mata yang masih mengantuk. Bagaimana tidak tadi malam ia bergadang hanya untuk mengerjakan tugas dari Pak Bambang. Dosennya.
Airin menguap lebar setelah ia sampai didalam kelasnya. Dan mengambil tempat duduk disebelah Syarah.
Syarah bergidik ngeri melihat Airin yang datang bak zombie hidup. "Ngapain aja mbak tadi malam? Ngeronda?" ledek Syarah.
"Berisik lo. Gue mau tidur dulu bentar. Nanti kalau ada dosen bangunin ya," pinta Airin menyengir.
"Kayaknya gak bisa deh Rin. Noh lo lihat aja Pak Bambang udah mau masuk kelas." Syarah menunjuk jendela kelas dengan dagunya.
Airin yang berencana tidur sebentar dikelas menjadi gagal total. Airin menegakkan tubuhnya. Mengusap-usap kedua matanya.
"Dasar Pak Bambang. Cepet banget sih masuknya," protes Airin kesal.
Syarah hanya terkekeh pelan disebelahnya. Tak lama suara Pak Bambang mulai terdengar dipenjuru kelas.
._._._._.
Selesai pulang kuliah tadi Airin menelepon Dika untuk menjemputnya. Kebetulan hari ini Dika ada kelas pagi. Yang artinya jam pulang mereka sama.
Airin sesekali melirik jam tangannya. Menunggu Dika dengan kaki yang ikut bergoyang. Tampak dari kejauhan mobil Dika mendekat.
Dika memberhentikan mobilnya tepat didepan Airin. Airin membuka pintu mobil dan segera masuk.
Hari ini mereka berdua berencana untuk menonton film di bioskop."Tumben aku ajakin nonton kamu mau. Biasanya nolak," sindir Airin setelah mobil melaju. Bukan tanpa alasan Airin menyindir Dika. Airin sering mengajak Dika untuk menonton tapi selalu ditolak oleh cowok itu. Dengan alasan nanti filmnya bisa di download.
"Sesekali gak apa-apa kan?" tangkas Dika cepat.
Airin membalas dengan helaan nafas. Sejurus kemudian kantuk mulai menyerangnya. Dika menoleh kesamping. "Kamu masih ngantuk?"
Airin mengangguk. "Tadi malam aku begadang ngerjain tugas Pak Bambang," jelas Airin.
"Kalau ada tugas dikerjain dari jauh-jauh hari dong Ai." Dika memperingati.
"Hehehe maaf ya sayang."
"Aku gak suka kamu tidur malam-malam begitu," keluh Dika mengetahui pacarnya bergadang.
Airin menatap Dika sendu. "Iya aku salah. Maafin aku."
"Jangan diulangi lagi. Kalau tugasnya banyak kamu kerjai dari jauh hari atau kalau susah kamu bisa minta bantuan aku, meskipun aku cuma bisa bantu sedikit."
Kalau sudah begini Airin hanya bisa pasrah mendengarkan Dika.
"Kamu dengar gak apa yang aku bilang?" tanya Dika sedikit meninggikan suaranya.
Airin mengatupkan bibirnya. Ia tidak menyangka reaksi Dika akan seperti ini. "Aku denger kok. Maafin aku ya?" mohon Airin.
"Iya aku maafin."
Airin tersenyum lebar. Kemudian mendekatkan tubuhnya lalu mencium pipi Dika cepat. Dika yang menjadi korban menatap Airin tajam. Airin hanya bisa menyengir.
._._._._.
Mereka sudah sampai disalah satu mall yang ada dikota Medan. Airin tak lupa menggenggam jari tangan Dika.
Dika pun membalas genggaman Airin dengan kuat. Mereka berjalan beriringan menuju bioskop.
Setelah sampai tadi Dika mengajak Airin untuk makan sebentar karena dirinya tiba-tiba lapar sebelum masuk ke bioskop. Mereka makan disalah satu restoran yang ada di mall tersebut.
Tak terasa mereka sudah sampai didepan bioskop. Mereka masuk kedalam dan langsung membeli tiket.
Sembari menunggu suara pemberitahuan bahwa film yang mereka pesan akan dimulai Airin dan Dika duduk dikursi yang disediakan.
Selama mereka duduk Airin dapat mendengar bisikan gadis-gadis lain yang juga sedang menunggu dengan mereka membicarakan penampilan Dika.
"Ganteng banget cowoknya."
"Gilak kok bisa cool gitu sih."
"Yaampum gue mimpi apa semalam bisa ketemu malaikat disini."
Kira-kira itulah bisikan yang didengar oleh Airin membuat telinganya panas seketika. Sontak saja Airin langsung memeluk lengan Dika posesif.
Airin tidak mau jika salah satu dari gadis itu merebut pacarnya ini. Dika yang juga dapat mendengar bisikan gadis itu hanya bisa pasrah. Apalagi saat ini Airin sedang memeluk lengannya.
"Ai," panggil Dika.
"Apa?" jawab Airin ketus.
"Kamu kenapa sih? Cemburu?"
Airin mendongakkan kepalanya menatap Dika. "Cewek mana yang gak cemburu ngeliat pacarnya digodain kayak gitu?"
Dika tak habis pikir. Bahkan gadis-gadis tadi hanya menggodanya lewat bisikan bukan langsung menandatanginya.
"Yauda iya. Jadi kamu mau apa? Gak usah nonton bioskop?" saran Dika.
"Ih kok gitu sih. Jadi dong nonton bioskopnya," sergah Airin cepat.
Dika hanya berdehem membalas ucapan Airin. Tapi tetap saja Airin masih memeluk lengannya posesif.
Suara pemberitahuan mulai terdengar Dika berdiri diikuti Airin juga. Mereka masuk ke salah satu ruangan bioskop. Mengambil tempat duduk yang mereka pesan tadi.
Airin dan Dika sengaja tidak membeli popcorn ataupun minuman. Karena sebelum kesini mereka sudah makan. Perut kenyang masih menemani mereka.
Lampu bioskop mulai meredup pertanda film akan segera dimulai. Dan sepanjang film Airin tak sekalipun melepaskan lengan Dika. Kalau dipikir lagi Dika senang dengan kecemburuan Airin. Itu pertanda Airin memang benar mencintainya.
._._._._.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Relationship (Dika dan Airin)
Teen FictionNOTE : TIDAK ADA KONFLIK BERAT HANYA KISAH KLASIK DIKA DAN AIRIN. Airin Aninda Putri. Tidak cantik dan tidak juga jelek. Penampilannya juga biasa saja. Otaknya juga tidak terlalu pintar. Tapi entah kenapa Ardika Pranaja seorang lelaki berpenampilan...