3. Coklat promo

20 7 1
                                    

Dika sudah berada di rumah Airin. Menunggu gadis itu selesai berdandan. Selama menunggu Dika ditemani oleh Ibu Airin.

"Maaf ya nak Dika. Si Anin lama." Tante Ana membuka obrolan.

Dika tersenyum ramah. "Iya tante gak apa-apa kok."

"Oh iya kalian mau ketemu mama kamu 'kan?" tanya Ibu Airin. Dika mengangguk mengiyakan. "Tante cuma bisa kirim salam sama mama kamu. Maaf ya."

"Iya Tante, nanti Dika salamin."

Tak berlama Airin datang dengan penampilan paling sempurna miliknya. Airin tersenyum kearah Dika. Setelah itu mereka berpamintan pada ibu Airin.

"Penampilan aku gimana? Cantik gak?" tanya Airin diperjalanan. Mereka saat ini sedang menuju Binjai. Tempat dimana mama Dika tinggal.

"Cantik." Dika hanya menjawab singkat.

"Make up aku bagus 'kan?"

"Bagus."

Airin menghela nafas mendapat jawaban singkat dari pacarnya. Kemudian hening beberapa saat. Airin memandang keluar jendela. Moodnya sedang tidak bagus saat ini.

Dika yang melirik Airin sekilas tiba-tiba tersenyum. Ia tahu saat ini pacarnya sedang kesal dengannya.

"Itu dikursi belakang ada sesuatu. Tolong ambilin dong," pinta Dika pada Airin.

Airin memasang wajah cemberut mendengar Dika menyuruhnya. Tidak mau berlama-lama Airin mengambil paperbag yang ada di kursi belakang lalu memberinya pada Dika.

"Diambil dong Ai isinya," Dika menyuruh Airin lagi.

Airin memutar bola matanya kesal. Ia segera mengambil isi dalam paperbag tersebut. Seketika senyum mengembang dipipinya.

Disana ada sebatang coklat dengan kertas kecil bertuliskan 'love you'
Airin langsung menoleh kearah Dika. Seakan-akan bertanya 'maksudnya apa?'

"Tadi pas kesini aku mampir sebentar ke indomaret beli air mineral. Terus mbak-mbaknya nawarin aku coklat itu, katanya lagi promo. Yauda aku beli aja," jelas Dika panjang lebar.

Airin refleks memukul lengan Dika. Yang dibalas dengan ringisan. "Jadi kamu beliin aku ini gara-gara promo?" tanya Airin sedikit emosi.

Langsung saja Dika menganggukkan kepalanya. Dan hasilnya ia mendapatkan pukulan lagi.

"Duh Ai sakit tau," keluh Dika mengelus lenganya yang dipukul oleh Airin dengan tangan satunya lagi.

"Biarin. Kamu jahat, ngeselin. Tau ah. Nih aku balikin lagi coklatnya."

Airin memasukkan kembali coklat itu dan memberikannya pada Dika. Lalu ia kembali memandang jendela.

Dika menoleh kesamping. Tahu bahwa pacarnya sedang kesal. "Ai aku minta maaf," ucap Dika tidak mendapat balasan.

"Ai," panggilnya sekali lagi.

"Hm," balas Airin singkat.

"Maaf ya?" mohon Dika.

"Hm."

"Aku tau aku salah. Aku beliin kamu coklat karena promo. Tapi cinta aku ke kamu enggak promo kok Ai. Ini murni. Asli tanpa ada kw-nya."

Dika mencoba sedikit melucu padahal tidak ada lucu-lucunya. Airin menahan tawanya mendengar ucapan Dika. Baru kali ini cowok itu meminta maaf ada sedikit candaan.

Dika menghembuskan nafas gusar. Tatapannya fokus pada jalanan tapi pikirannya terjebak pada Airin.

"Ai," panggilnya lagi.

Our Relationship (Dika dan Airin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang