Suasana kantor sore itu sudah sepi. Tapi Seo Jun belum juga mau beranjak dari kursi kerjanya di ruangan meeting. Seo Jun membaca kembali isi surat yang di berikan Keke kepadanya.
Teruntuk Seo Jun.
Selama dua minggu ke depan tolong awasi gerak gerik Yura dengan seorang laki laki tetangga apartemennya. Aku ada keperluan mendesak selama dua minggu ke depan. Untuk sementara waktu tugasku sebagai asisten pribadi Yura akan kuserahkan pada orang lain dulu.
Aku sudah menghubungimu berkali-kali tapi tidak ada jawaban.
Aku tahu kamu masih marah pada Yura, tapi Yura membutuhkanmu Seo Jun. Kunjungilah Yura di apartemennya selagi kamu ada waktu senggang. Hibur dia Seo Jun, seperti dulu kamu selalu memberinya perhatian. Yura merindukanmu. Aku yakin dalam hati kecilmu pun pasti kamu merindukan Yura.
Hampir setiap kali aku mendapati Yura mabuk, hanya namamu yang selalu dia sebut-sebut.
Temui dia Seo Jun.
Keke
Seo Jun menarik nafas panjang dan menghembusnya perlahan. Kelopak matanya kembali berkaca-kaca.
Semuanya sudah berubah Keke. Yura sudah berubah. Dia bukan lagi Yura yang kukenal dulu. Semuanya sudah berubah sekarang!
Sejak hari itu...
Seo Jun hanya bisa bergumam lirih dalam hati.
Seo Jun bangkit dari tempat duduknya dan berjalan mendekati dinding kaca di ujung ruangan. Dia terdiam cukup lama di sana dengan posisi tangan yang dia masukkan ke dalam ke dua saku celananya.
Satu titik air matanya jatuh membasahi pipi. Tapi Seo Jun tak berniat untuk menyekanya. Kenangan masa kecilnya bersama Yura memang indah. Sangat indah, bahkan. Tapi kenangan indah itu seolah sirna tertutup awan mendung yang Yura undang sendiri dalam kehidupannya. Bahkan setelah Seo Jun berusaha mengusirnya, Yura tetap menarik awan mendung itu untuk tetap menutupi dunianya yang telah dia bangun sendiri di dalam sebuah mahligai duka yang tak berujung. Yura sudah menciptakan tembok kokoh hanya demi membatasi gerak Seo Jun untuk terus berusaha melindunginya.
Seo Jun sudah berjuang setengah mati untuk meyakinkan Yura bahwa Tae Seo itu bukan laki-laki baik. Tae Seo hanya ingin memanfaatkan Yura demi ambisi keluarganya yang terus menerus menyuruh laki-laki itu untuk menikah dan memberi keturunan pada keluarga mereka.
Tae Seo hanya menjadikan Yura sebagai alat pencetak anak yang diinginkan oleh keluarganya. Padahal Tae Seo sama sekali tidak menyukai Yura. Seo Jun tahu semua kebusukan laki-laki itu sejak awal. Tapi Yura tetap tak mau mempercayai kata-katanya. Yura tetap bersikeras untuk menikah dengan Tae Seo, pada akhirnya.
Bahkan setelah Seo Jun mengungkapkan perasaannya hari itu pada Yura.
Tepat satu hari sebelum pernikahan mereka berlangsung.
*
"Aku mencintaimu, Yura. Aku yang akan bertanggung jawab atas anak yang kini kamu kandung. Tolong, batalkan pernikahanmu dengan Tae Seo, aku mohon Yura, demi aku..." Seo Jun meletakkan telapak tangan Yura di atas kepalanya yang basah tersiram hujan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SANG PENGGODA (End)
RomanceYura dan Katrina, mereka adalah saudara kembar yang terpisah sejak lahir. Setelah berpuluh-puluh tahun berpisah, lalu takdir kembali mempertemukan mereka, Yura membenci Katrina karena menganggap hidup Katrina lebih beruntung darinya. Hingga akhirnya...