Menderuku setengah teriak
Seruanku yang tertahan
Memanas mataku
Menetes air mataku.Kuserukan semuanya
Kuserukan rasa sakit ini.
Kuserukan takutku.Namun kau kembali
Menyerukan semua kata tajam itu.Kau tak memikirkan seruanku
Kau tak memikirkan batinku.Seolah kau yang benar.
Seolah kau yang tersudut.
Seolah masalahmu terberat.Kau abaikan seruanku.
Kau abaikan seruan kami.
Hingga dinding tercipta dan akhirnya membuat jarak.
Kau simpulkan sesuka hati.
Kau simpulkan kisah kami sesuka hati
Kau simpulkan kami sesuka hati.Semuanya hanya 'tentang'-mu
Apa kau tak pikirkan masalah kami?Kau melunjak, kami diam.
Kami melunjak, kau cela.Apa ini?
Aku semakin tak mengerti dirimu, diriku, atau siapapun.Tapiku sadar.
Semakin mengenalmu
Aku semakin meninggikan dindingku.Maaf...
Tapi aku tak ingin sakit.©Katarina_294
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa
Poetry[T R A S H] Mengasah asa. Lelah akan keputusasaan. Hingga aku memilih untuk mengasahnya Mengasah realita pahit tak berujung. "Apapun itu, asaku tak akan padam." ©Katarina_294