Hari ini adalah tanggal merah...
Tertulis di kalender,
Merah mewarnai
Di antara tanggal abu abu yang menghiasi.Mataku terpaku menatapnya.
Tanggal merah yang membuatku tetap di kamarku yang gelap.
Suara ketukan nyaring terdengar
Bersama bentakan selaras nyaringnya menyeberangi pintu yang tertutup itu.Aku menoleh sejenak, mengalihkan perhatianku pada sang kalender.
Netraku menatap pintu yang semakin keras bergetar akibat ketukan nyaring penuh emosi.
Mataku kosong. Tak ada ekspresi sama sekali.
Bengkak, merah berjejak air mata.Aku ingin lari, entah ke mana.
Terlalu lelah aku akan segala tanggal.
Tak peduli abu ataupun merah
Rasanya sama saja.
Aku membenci segala hari yang ku lewati selama ini...Aku menghela nafas.
Ketukan di pintu kini berhenti.
Aku kini menatap atap langit.
Gelap, amat sangat gelap seakan atap langit itu terasa amat sangat jauh...Aku berjalan menjauh.
Tanganku mengelus setiap dinding yang ku lewati.
Goresan merah terlihat dari dinding
Mataku terus terpaku kosong menatap ke depan.Aku menghela nafas.
Hingga akhirnya aku tak lagi sanggup berdiri.
Darah yang terus menetes pada urat nadi di tanganku.
Silet yang kini terjatuh pada genggamanku.
Dan air mata yang sudah mengering bersamaan tersungkurnya tubuh pucat kekurangan darah.
Ditanggal merah ini, aku mewarnai kamarku dengan merah.Bau amisnya menajam.
Tak ada lagi yang dapat ku dengar.
Bibir pucat ku terbuka.
Mengulas senyum puas atas mahakarya merah yang kini tertampil di dinding.Hingga akhirnya tersungkur lemas tak berdaya bersimbah darah.
Dinding merah.
Tertulis.
"Aku mati untuk bahagia."Tanggal merah.
Menjadi merah sungguhan atas kematian yang diharapkan semua orang.Ya,
Kematian ku.©Katarina_294
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa
Poetry[T R A S H] Mengasah asa. Lelah akan keputusasaan. Hingga aku memilih untuk mengasahnya Mengasah realita pahit tak berujung. "Apapun itu, asaku tak akan padam." ©Katarina_294