(2) zwei

34 3 0
                                    

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hari ini begitu indah, namun lebih indah saat aku selalu bersamamu, disampingmu, melihatmu tersenyum dan tertawa. Seandainya aku bisa mengusap pipi Chubby mu itu, mengelusnya dengan sedikit cubitan menggemaskan.

***

Saat ini waktunya pulang sekolah, semua siswa dan siswi berlarian untuk pergi kerumah nya masing-masing. Gadis SMA cantik dengan rambut terurai pun berjalan menuju tempat yang dituju, halte bus. Tumben sekali dihalte ada beberapa orang yang sedang terduduk, jadi Hanna tak merasa kesepian seperti biasanya.

Mobil sedan hitam berhenti, tepat didepan halte tersebut. Kaca dibuka secara perlahan, sedikit demi sedikit wajah orang yang didalam terlihat. Dia melambaikan tangan menyuruh gadis SMA ini masuk kedalam mobilnya, tapi ia tak mau, malah menolak dengan gelengan kepala.

Pria itu melambaikan tangannya sekali lagi, tapi yang diterima adalah gelengan kepala. Manusia yang diyakini bernama Park Chanyeol pun keluar dari mobil hitamnya.

"Aku akan menerima Jaket ini setelah kita didalam mobil."

"Tapi aku-"

"Aku bukan orang jahat, tenang saja. Aku juga tak pernah bermain-main dengan gadis yang masih sekolah."

Hanna akhirnya mengikuti permintaan Chanyeol yang dari tadi mendesak supaya masuk kedalam mobil tersebut.

Didalam mobil sangat canggung, Hanna melihat wajah angkuh pria itu dari samping. Dia menyetir dengan kecepatan standar.

"Jangan melihat ku seperti itu, aku tahu kalau aku memang pria yang paling tampan."

Hanna mendelik, dan memberikan nya sesuatu. "Aku kembalikan Jaket kaka, dan Danke untuk yang kemarin." Katanya menyodorkan Jaket tersebut.

"Taruh saja dibelakang."

Hanna mengikuti perintah yang orang itu suruh.

"Ka aku turun disini saja." Ujarnya.

"Kau ku antar sampai rumah, lagi pula kita sudah setengah jalan."

"Memangnya Kaka tahu rumah ku?"

"Kau meremehkan ku?"

"Tidak."

Hening lagi sesaat, Hanna ingin berbicara tentang parfum dan nomornya itu. Tapi kenapa udaranya begitu menusuk, membuat ketakutan diantaranya.

Dingin -sehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang