(7) sieben

24 1 1
                                    

***

***Kenapa pada saat waktu yang tepat, orang-orang selalu mengganggunya? Padahal aku hanya ingin meminta, beri aku waktu untuk bersamamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
Kenapa pada saat waktu yang tepat, orang-orang selalu mengganggunya? Padahal aku hanya ingin meminta, beri aku waktu untuk bersamamu. Tapi itu nyata nya sangat sulit bagiku.

***

Mereka memakan kue tersebut dengan lahap. Kue yang tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, kue ini sangat pas dengan ukurannya. Membuat orang yang memakan ini selalu ingin lagi.

"Tante ella, Alen mau."

"Tante suapin."

"Alen mau makan sendiri."

"Nanti kamu berantakan lagi."

"Janji, Alen makan nya tidak berantakan."

"Baiklah."

Hanna memberikan satu cup sedang untuk Alen, anak ini memang tidak pernah kenyang.

Tak butuh lama untuk menghabiskan itu semua, dugaan Hanna benar, Alen makan seperti biasa.

"Tante abis!" Teriak bocah laki-laki itu dengan girang.

Hanna membersihkan kembali tangan-tangan yang kotor itu dengan tissue basah.

"Adik mu menyusahkan sekali." Sehun berucap seperti tidak bersalah.

"Dia bukan adik ku, dia keponakan ku."

"Terserah kau saja."

"Ka, aku ingin pulang. Orang tua Alen pasti khawatir."

"Masih jam tiga."

"Tapi aku dan Alen sudah pergi sejak jam 10 pagi."

"Oke."

Sehun bangkit lalu berjalan terlebih dahulu. Hanna dan Alen mengikuti nya dari belakang.

"Sekarang langit sedikit berawan, apakah kita tidak kehujanan?"

"Ada aku."

Seperti biasa, Alen di tempat kan di depan. Tetapi memangnya kenapa jika Alen duduk di belakang bersama Hanna? Apakah Sehun ingin selalu dekat-dekat dengan Hanna?

"Berpegangan, aku ingin melaju."

"Jangan, pelan-pelan saja. Keselamatan nomor satu."

Dingin -sehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang