Kencan Maut

9.5K 680 161
                                    

Selamat malam para Readers setiaku

Ini adalah ff terbaruku.
Sebenarnya sudah lama ada di draft
Jauh sebelum drama Didi yang jadi polisi muncul di berita

Makanya, cerita di sini beda dengan editan yang ada di medsos pada umumnya
Dimana didi jadi polisi dan gege jadi dokter

Di sini ceritanya beda, karena sudah ditulis sejak lama
Jadi, tidak sama dengan trend yang beredar di dunia maya

Selamat membaca

Semoga suka

🤗

😊






Zhan melangkah keluar dari gedung bioskop sembari merangkul lengan kekasihnya. Mereka tertawa bersama saling meledek mengingat di dalam bioskop Zhan tak henti berteriak histeris, karena film yang mereka tonton adalah cerita tentang psikopat yang membunuh korbannya, dengan cara menguliti wajah mereka setelah puas memerkosanya.

"Wajahmu lucu kalau sedang ketakutan," ujar pria di samping Zhan.

"Aku tidak takut, hanya ngeri saja," jawab Zhan masih dengan nada tidak teratur, efek dari film yang luar biasa.

Lelaki itu tertawa sambil berkata,
"Padahal itu film yang bagus ...."

"Aku tidak mau menonton film seperti itu lagi," jawab Zhan cepat, sambil bergidik ngeri. Pria di sampingnya kembali tertawa kemudian berbalik untuk mengecup kening Zhan, sebelum akhirnya mereka masuk ke mobil.

Jam sepuluh malam, jalanan kota mungkin ramai, tapi jalan menuju rumah pria itu agak sepi. Pria dengan tubuh tegap dan sexy itu merasa ada yang ganjil. Ia melihat ke spion, benar saja ada dua motor yang membuntutinya sejak mereka keluar dari jalur jalanan kota. Pria itu menoleh pada Zhan yang mulai mengantuk.

"Sayang, jika sebentar lagi terjadi sesuatu, kumohon jangan keluar dari mobil, sembunyikan dirimu, tetap menunduk di belakang."

"Memangnya kenapa?ada apa?" tanya Zhan dengan raut wajah khawatir.

"Menurut saja sesuai perkataanku."

Zhan merasa cemas akan kata-kata kekasihnya.

Jalanan bertambah lengang, dan raut wajah kekasih Zhan terlihat begitu cemas sembari matanya melirik ke spion beberapa kali, tak ayal Zhan pun ikut khawatir, ingin menengok ke belakang, namun dicegah oleh lelaki di sampingnya yang berusaha mengemudi dengan tenang.

"Sayang, dalam hitungan 5 merunduklah dan jangan pernah bersuara, apalagi mengangkat muka,apa pun yang terjadi, berjanjilah ...!" ucap lelaki itu dengan lirih, matanya menatap Zhan penuh arti.

Zhan seolah diambang dilema. Namun saat mobil itu tiba-tiba berhenti dan melihat pria di sampingnya memberi isyarat untuk menyembunyikan diri, akhirnya Zhan pun mengikuti perintahnya dan merunduk di belakang kursi pengemudi tanpa suara.

Kekasih Zhan membuka sabuk pengaman dan keluar dari mobil. Melangkah ke arah berlawanan dari tempat mereka memarkir kendaraan. Langkahnya menderu bersama angin malam menciptakan ketakutan di kepala Zhan.

Apa sebenarnya yang terjadi? kenapa kekasihnya terlihat cemas sedari tadi, dan kenapa mereka berhenti di jalan sepi seperti ini. Pikiran Zhan berkecamuk hingga dua letusan peluru menyadarkannya dari lamunan.

Zhan ingin berteriak, namun ia ingat pesan kekasihnya untuk tidak bersuara. Tangannya gemetar, peluh bercucuran dari dahinya, jantungnya sudah melompat saking terkejutnya, ditambah rasa takut menyelimuti pikirannya.

PayBack(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang