TIGA

50 14 7
                                    

Setelah kejadian itu Binar tak ingin bertemu dengan Arjuna ia merasa sangat bersalah, mungkin saja Arjuna marah kepadanya dan tak ingin bertemu dengannya, lagi.

"Bengong mulu, kenapa Bin?" tanya Ratih

"Hah siapa?"

"Kamu lah, Bin. siapa lagi?"

"Aku? gapapa,"

"Bin, dicariin Arjuna tuh" ujar salah satu teman sekelasnya

Arjuna datang dengan senyum yang merekah ia duduk didepan bangku Binar membuat mereka saling berhadapan, Binar hanya melihatnya sekilas lalu ia kembali melanjutkan rutinitasnya membaca novelnya dan mengabaikan Arjuna

"gimana ceritanya? bagus?"

tak ada jawaban dari Binar, Arjuna hanya tersenyum masam

"Susah banget ya ngomong sama tuan putri"

"Lagi marah?" lanjut Arjuna

"apasih"

Arjuna tersenyum kembali sebelum akhirnya pergi meninggalkan Binar, ia menatapnya dengan rasa bersalahnya yang semakin membeludak, ia tahu Arjuna tak salah apa-apa namun ia malah mengabaikannya

Bel berbunyi, para siswa bergerombolan meninggalkan sekolah dengan antusias bagaikan orang yang lupa rasanya pulang sekolah seperti apa, cuaca kala itu sedang mendung, Binar juga belum mendapat jemputan dari orang tuanya dan sialnya lagi ponselnya sudah sekarat. Hingga akhirnya suara motor mendekat kearahnya

"belum dijemput?" tanya Arjuna

"kalau udah, aku juga ga lagi disini" jawab Binar ketus

"Ayo aku antar pulang, langit sudah mendung. Aku gamau lihat kamu sakit gara-gara kehujan,"

"ga, makasih."

"Bin.. kamu pengen sakit, hm?"

Dengan bujukan dan rayuan Arjuna ia berhasil mengantar Binar untuk pulang kerumahnya, namun ditengah perjalanan hujan membasahi jalan mereka. dipersimpangan jalan Arjuna menghentikan motornya ia melepaskan jaket yang ia kenakan dan memberikannya kepada Binar

"pakai, biar ga basah-basah banget kamunya" ujarnya seraya memberikan jaketnya

"tapi kamu.."

"pakai aja udah"

"i-iya makasih."

Samar-samar suara Binar terdengar oleh Arjuna hingga akhirnya ia tersenyum tipis, beberapa menit setelah itu mereka sampai di tempat tujuan

"makasih, Jun. uhm.. kamu ga mau tunggu disini aja sampai hujannya reda?

"lain kali aja, aku balik dulu ya"

"iya hati-hati"

Binar semakin merasa bersalah, ia malah merepotkan Juna dan membiarkannya menerjang hujan yang cukup deras. Gemuruh hujan semakin terdengar keras ia semakin khawatir dengan keadaan Arjuna, ia takut bila Arjuna terjadi apa-apa diperjalanan

Langit sudah gelap namun hujannya masih belum juga terhenti, Binar mengambil ponselnya yang tergeletak disudut meja belajarnya, mencari nama Arjuna dan langsung menghubunginya tanpa berpikir panjang, "iya, Bin? kenapa?"

"eh a-anu aku c-cuma mastiin kamu udah sampai rumah atau belum aja.."

"gausah khawatir, Bin. selagi kamu baik-baik aja, aku juga."

"titt.. titt ..."

Binar mematikan sambungan teleponnya, jantungnya dibuat berdegup kencang oleh ucapan yang Arjuna lontarkan. Ponselnya kembali bergetar disana tertulis nama Arjuna yang sangat terpampang jelas. 'selamat malam.'

                            ────────
                            

tbc
jangan lupa untuk tinggalkan jejak, oke?
mon maap sedang kehabisan ide :(

Dear ArjunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang