Jam olahraga sudah dimulai, jadwal olahraga Arjuna memang sama dengan jadwal olahraga Binar. Namun para guru sedang melakukan rapat, jadi para siswa-siswi melakukan kegiatan olahraga sendiri. Kini ia sedang asik mengamati Binar yang sedang belajar memasukan bola basket kedalam ring basket, Arjuna mulai mendekati Binar.
"Bukan gitu caranya, biar bisa itu ginㅡ"
"Diem"
"Terserah"
Arjuna merasa diabaikan oleh Binar, jadi ia lebih memilih pergi dan membiarkan Binar bermain basket sendiri. Namun saat ia hendak berjalan pergi, bola basket yang Binar lemparkan terpantul ke arah Arjuna, suara bola yang mengenai kepalanya begitu keras, Binar dengan sigap mendekati Arjuna walaupun ia merasa takut untuk mendekatinya, tapi ia harus bertanggung jawab.
"Sialan" umpatnya
"Eh aku itu anu engga sengaja maaf.."
"hm"
Arjuna segera pergi meninggalkan Binar. Kepalanya begitu pusing akibat bola basket yang sangat keras itu mengenai kepalanya, ingin sekali ia mengumpat sejadi-jadinya. Jika bukan Binar, mungkin sekarang sudah habis orangnya karena pukulan yang akan ia berikan.
"Mau diantar ke UKS?"
"Ga perlu," Arjuna mempercepat langkahnya sembari memegangi kepalanya yang masih sakit
"Aku antar yaa"
"Ga"
"Tapi Jun, itu saㅡ"
"Dibilang ga perlu!" Bentak Arjuna, ia menatap Binar sejenak, kemudian pergi meninggalkannya lagi. Ia merasa bersalah karena membentak Binar padahal ia berniat baik padanya. Namun bagaimana lagi? ia sudah terlanjur kesal.
Setelah jam olahraga selesai Binar berniat untuk menemui Arjuna diruang UKS, ia ingin menebus kesalahannya karena kejadian tadi, ia menuju ke ruang UKS tentu tidak dengan tangan kosong ia membawa sebotol teh dingin dan sekotak roti yang dibekalkan oleh sang ibundanya
"Junㅡ"
Binar terdiam, sepertinya ia sedang mengganggu obrolan Arjuna dengan seorang gadis cantik itu
"Apa?"
"Anu em.. cuma mau kasih ini" Binar mendekati Arjuna sembari memberikan minuman dan bekal miliknya kepada Arjuna
"Jangan lupa dikembaliin ya kotaknyaㅡ eh uhm.. maaf buat yang tadi dan terimakasih untuk kemarin." Lanjut Binar
Arjuna menerima pemberian dari Binar sembari mengangguk saja, entah mengapa perasaan kesalnya terhadap Binar tiba-tiba menghilang karena kehadirannya, Binar melangkahkan kakinya keluar dari UKS namun tertahan oleh tangan Arjuna yang menggenggam erat lengannya
"Maaf udah bentak kamu"
"Iya"
Arjuna melepaskan genggamannya dan membiarkan Binar meninggalkan ruang UKS. Terra hanya menyaksikan interaksi mereka dengan menahan tawa yang siap meledak
"Oh itu Binar? Hahaha, jaim banget lu, Jun. Kalo marah mah ya marah aja HAHAHAH"
Arjuna hanya diam saja, ia tak ingin mengubris ejekan yang Terra berikan padanya. Ia merogoh saku bajunya mencari secarik kertas yang selalu ia bawa kemana saja, untung saja ia juga membawa pena tadi
─────────────────────────────
Maaf untuk tadi pagi, sepertinya aku salah karena membentakmu. Tenang saja aku sudah memaafkanmu dan terimakasih karena sudah mendengarkan saranku kemarin dan bekal ini. Walaupun kau melempar bola basket padaku dengan cara yang kurang waras namun berhasil membuatku kesal, tapi aku tetap mencintaimu, Bin.
Tertanda
Mahluk Tuhan─────────────────────────────
Arjuna tersenyum sejenak kemudian dilipatnya secarik kertas itu dan ia berikan pada Terra
"Kasih ini ke Binar"
"Lu aja ndiri"
"Lu ga liat gua lagi kaya gini?"
"Sok sakit lu!"
"Hm"
Terra mengambil secarik kertas itu dengan malas, ia sungguh sangat malas dan kesal bertemu dengan Binar yang kelak akan menjadi saingannya itu, sayang sekali Arjuna tak pernah menyadari bahwa selama ini ia memendam rasa padanya
"Sialan lu Jun nyuruh-nyuruh gua, kutukupret!"
"Ekhem.. Gua denger"
──────────
tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Arjuna
Teen FictionBinar, seorang gadis yang sangat gemar menulis surat untuk seseorang yang tak lagi terikat dengannya, puluhan lembar kertas kosong selalu ia selipkan nama Arjuna yang kini entah menghilang kemana Kisah yang lalu kembali terputar dalam ingatannya, se...