How Can They Meet? pt.2

67 9 5
                                    

"kak, kak... Benerin drone ini dong. Semalem, habis jatuh dari ketinggian. Lepas kendali deh kayaknya."

Seorang anak kecil mungkin berumur 9 tahun berlari lari seraya memegang drone miliknya kearah seorang pemuda yang tengah tiduran menikmati indahnya pemandangan di taman kota kala itu.

"kak." panggilnya sekali lagi, namun yang ia dapati hanya tubuh si pria tersebut yang masih tertidur.

"kak, drone nya..." rengek anak tersebut seraya menggoyang goyangkan tubuh pria tersebut.

"dih, aku sumpahin--

"apa deh ! Gak usah main nyumpahin. Ntar drone drone kakak rusak lagi !" potong pria tersebut yang langsung terbangun dan duduk didepan anak kecil tersebut.

"ya makanya benerin. Tolong..." wajah memelas anak kecil tersebut membuatnya tidak tega.

"lain kali hati hati dong, udah berapa kali coba ini jatuh..." cecarnya seraya mengambil drone tersebut dari tangan anak itu.

"ya maaf..."

"kalo gak bisa main, jangan main. Kalo pengen main, minta bantuan kakak, apa susahnya sih." omelnya lagi dengan tangannya yang mengutak atik drone berukuran kecil tersebut.

"kita ke bengkel kakak aja, yuk. Ini perlu dibenerin sekalian sama kendalinya." lanjutnya.

Anak kecil tersebut hanya mengangguk dan mengikuti langkah pria yang terlebih dahulu berjalan di depannya.

"kakak gak pengen masuk kuliah aja? Kan enak, gak aku gangguin lagi." tanya anak kecil tersebut.

"gak, kakak udah pinter." balasnya.

"kak Winwin mah bener. Gak kuliah aja udah bisa bikin drone sehebat ini. Apalagi kuliah nanti."

Pujian itu membuat pria tersebut tersenyum.

"tapi nanti kalo kamu udah lulus SMA, harus janji satu hal sama kakak." balasnya.

"janji apa kak?"

"janji kalo kamu harus terus belajar, kamu harus kuliah. Jangan kayak kakak. Pokoknya kamu harus nyaingin kakak."

"lah kan bikin drone udah hebat. Kakak udah yang paling top."

Lagi, pria tersebut tersenyum pahit. Ia segera menghentikan langkahnya dan berjongkok didepan anak kecil itu.

"kakak bukan siapa siapa kamu, tapi di hidup ini, kakak cuma kenal kamu. Dan kamu pun juga begitu, kan?"

Anak kecil itu hanya mengangguk.

"jadi kamu harus bikin kakak bangga juga sama prestasi kamu. Bisa?"

"caranya?"

"dengan... Uhmmm..."

"apa kak?" anak kecil itu bersemangat menunggu jawaban si kakak.

"bikin pesawat?" usul pria tersebut.

"kalau gitu aku juga punya permintaan ke kakak." balasnya seraya mengambil drone yang ada di tangan pria itu.

"lah? Kok diambil? Kan belum diperbaiki?"

"gapapa. Mending kak Winwin ajarin aku buat drone. Biar aku gak kaget pas nanti ngerakit pesawat." sahut anak kecil itu ramah.

"drone sama pesawat beda, dek." ucap pria itu seraya mengusak rambut hitam milik anak kecil itu.

"oh... Beda ya? Yaudah nih, aku balikin. Benerin ya, aku mau main dulu. Nanti aku susulin ke bengkel. Dah kakak." sahut anak kecil itu yang langsung mengembalikan drone tersebut dan berlari menjauh dari tatapan cengo si kakak.

See The Vision - WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang