Der Selbe Traum

58 6 1
                                    

Suasana di perpustakaan kampus kala itu cukup sepi, hanya beberapa orang yang berseliweran hanya untuk meminjam buku atau hanya sekadar mengerjakan tugas.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Xiaojun dan Taeyong saat ini.

Xiaojun melirik sekilas kearah lelaki berambut hitam bercampur ungu tersebut yang tengah serius menyalin kata demi kata dibuku miliknya.

Ia mendengus, "gua udahan, cabut duluan ya nyet."

Suaranya mengalihkan fokus Taeyong menjadi kearahnya.
"yaelah, iya gua tau lu pinter, asisten dosen. Tapi pengertian dikit lah ke sahabat lo yang lemot ini. Sabar, lima menit lagi."

"lima menit yang menjadi lima jam kemudian..." dengusnya sementara Taeyong malah mengeluarkan cengiran khasnya yang teramat menggelikan dimata Xiaojun.

"geli, bangsat. Dah ah, cepetan. Kurang satu bab lagi. Buru."

Taeyong menyengir sebagai jawaban dan kembali fokus menyalin tugasnya.

"btw, tumben hari ini beda."

Ya, Xiaojun bosan.

Makanya dia mencari bahan pembicaraan dengan lelaki didepannya ini.

"ya biasalah, namanya juga dunia kuliah. Tiap hari beda aja rasanya. Padahal juga sama. Sama sama ngeselin, capek. Pengen langsung nikah aja." balas Taeyong tanpa mengalihkan fokusnya.

"tolol. Ya ntar lo ngasih makan anak istri lo, buku sama bolpoin. Biar pinter dah." canda Xiaojun, Taeyong tertawa puas.

"tapi beneran. Hari ini beda. Biasanya ada aja gitu yang ngeliat gua sinis, atau tiba tiba nyolot ngajak berantem atau bully gua kek biasanya." ucap Xiaojun seraya menyilangkan kedua tangannya diatas meja, melihat serius kearah Taeyong.

"emang sejak kapan lu jadi korban bullying gitu? Perasaan hampir dua tahun gua temenan sama lu, gak pernah tuh lu jadi korban bully?"

"berhenti dulu napa nulisnya. Fokus ke yang lu ajak bicara. Gadanta banget." dengus lelaki bernama lengkap Xiao Dejun itu membuat Taeyong mendongak.

"apa? Katanya suruh cepetan. Gimana sih lo !" dengus Taeyong tak kalah sengit.

"gak jadi aja deh. Lu lanjutin dulu. Gua bahasnya ntar an."

"yeu, kambing !" sungut Taeyong sebelum kembali melanjutkan kegiatannya.

Mata Xiaojun menatap ke segala penjuru perpustakaan yang dibilang sudah sedikit ramai. Ia melirik kearah jam tangan miliknya.

10.45.

"jam sebelas, beres ye." ujarnya teruntuk Taeyong yang mendesah pasrah mendengar ucapannya.

Xiaojun terkikik.

Sifatnya yang selalu tepat waktu itu berbanding terbalik dengan kebiasaan lemot Taeyong. Yang terkadang membuat lelaki bermarga Lee itu jengah dan ingin sekali membuang Xiaojun ke ujung dunia karena terlalu disiplinnya terhadap waktu.

"YO ! WHATSUP EVERYBODY !"

"SSTT !"

"YOI ! SORRY BRO, SIS. SORRY !"

"SSSTTT !"

"YA SELOW DONG, AIR LIUR LU MUNCRAT KEARAH GUA !"

"..."

"EHEHEHE..."

Xiaojun menyimak perdebatan yang sekarang tengah terjadi.
Antara lelaki tinggi bertubuh kekar yang baru saja masuk dan membuat heboh seisi perpustakaan dengan lelaki bertubuh mungil dan berwajah imut yang sedari tadi duduk bersama seorang temannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

See The Vision - WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang