About Dream pt.3

45 5 2
                                    

"pagi." sapa seseorang yang baru saja menuruni tangga, tengah menyapa laki laki yang sekarang mendongak melihatnya.

"hehe, sarkas gitu ngeliatnya bang?" lanjutnya ketika laki laki itu melanjutkan kegiatan sebelum dia datang, yaitu menata hidangan sarapan di meja makan.

Hening, bahkan ketika Xiaojun sampai ditengah anak tangga, belum ada sahutan.

Ia pikir, laki laki itu masih marah padanya.

"sorry, still translating."

Jawaban laki laki itu membuat Xiaojun menghembuskan nafasnya lega.

"so... Are you mad?" yang ditanya langsung menggeleng lemah.

Xiaojun langsung menuruni tangga seraya tersenyum dan bergegas duduk di kursi yang berhadapan dengan Ten.

"are you sure? Don't be angry with me. I won't make you--

"I know. Sorry for yesterday, Xiaojun."

Keduanya terlihat canggung akibat salah paham yang terjadi semalam. Kesalahpahaman yang uhmm... Yah, menggelikan.

Xiaojun yang kemarin terlihat memaksa Ten agar ikut dengan dirinya, bahkan orang yang ia ajak pun merasa takut dengan paksaannya.

Pedofil?

Mungkin begitu pikir Ten kala itu, apalagi ditambah smirk yang Xiaojun berikan kepadanya. Siapa yang tidak berpikir macam macam?
Bahkan sesampainya dirumah milik Xiaojun, Ten berteriak meminta tolong pada siapapun disana, membuat Xiaojun hampir digebuki massa kalau saja warga tidak mengenali pemuda baik ini.

Membuat Ten mau tidak mau harus menerima ajakan Xiaojun untuk ke rumahnya.

"jadi kemarin, sebenarnya ada sekelompok penjahat terkenal didaerah situ yang mengincarmu bahkan sebelum aku datang. Kau orang asing, mereka berpikir kau punya uang banyak, dan bahkan kalau kau tidak punya apa apa, kau akan dijual oleh mereka.
Lalu aku datang, dan mengajakmu pergi."

Xiaojun menarik nafasnya dalam dalam sebelum melanjutkan kalimatnya,

"maaf jika aku terkesan jahat atau apapun lah itu yang ada dipikiranmu. Tapi sungguh, aku tidak bermaksud begitu. Mereka semakin mendekatimu dan aku tidak ingin kau menjadi korban. Sekali lagi aku minta maaf." cecar Xiaojun panjang lebar.

Ten memasang wajah datar selagi mencerna tranlator yang diberikan Xiaojun kala itu.

Hening, hanya suara cicak yang bergema di ruangan tersebut.

Xiaojun memicingkan matanya, sedangkan Ten mengernyit.

"uhmm... Yeah. I'm sorry too. But, Xiaojun..." Ten menggantungkan kalimatnya.

Seakan dia juga tidak peduli dengan masalah kemarin yang menimpa dirinya.

"what's wrong?"

"this translator made wrong translation."

Wajah Ten nampak bingung sendiri dengan kata katanya.

"hah? Maksudnya? Darimana kamu tau?"

"uhmm... Itu... Entahlah."

"huh?" Xiaojun semakin heran dengan tingkah laku Ten yang sedari tadi menggaruk tengkuknya sendiri.

"I know what you've saying to me, no..not using this translator. But... Yeah, I know by myself. I don't understand what happen to me too."

Ten mengendikkan bahunya. Xiaojun berjingkat.

"oh, uhmm... But, Xiaojun... Last night, I was--

"oh-wait. Someone calling me. Wait." potong Xiaojun yang langsung pergi dari hadapan Ten dan langsung mengangkat telefon dari seseorang.

"hallo?"

"..."

"oh? Baiklah, aku langsung kesana. Tunggu aku, jangan kemana mana. Aku akan segera."

"..."

Xiaojun memutuskan panggilan secara sepihak. Ia langsung kembali menuju meja makan, dimana Ten sudah menghabiskan separuh makanannya.

"uhm, sorry. Aku harus ke kampus, ada tugas mendadak bersama temanku yang harus aku kerjakan. Maaf jika ini terburu buru, tapi jika kau berkenan dan kau butuh sesuatu, kau bisa melakukan apa saja dirumahku. Dan jangan bukakan pintu rumah pada siapapun kecuali itu aku." Xiaojun buru buru memasukkan keperluannya ke dalam tas yang sudah ia bawa semenjak keluar dari kamar.

Ten menghentikan makanannya.

Lagi lagi ia dapat mengerti apa yang Xiaojun katakan sebelum alat kecil di telinganya itu bekerja.

"o-okay. But, Xiaojun I wanna tell you something about my--

"oh, maaf. I can't. Maybe later. Sekiranya penting untuk kau beritahu padaku. Tapi tolong simpan itu untuk nanti bisa, kan? Aku harus bergegas."

Ten menatap punggung Xiaojun berjalan menuju pintu utama setelah sebelumnya mengambil sepotong roti yang sudah disiapkan oleh Ten padanya.

"okay, see you. Bye bye. I'll waiting you." jawab Ten.

Xiaojun menoleh, "thanks for making delicious breakfast. I loved it ! Bye !"

Lalu setelahnya Ten bergeming menatap pintu utama yang telah ditutup oleh sang pemilik rumah.

Matanya menatap lamat lamat makanan didepannya.

"apa keinginanku itu menjadi kenyataan?" monolognya.

"OH ! I CAN SPEAK KOREAN !"









October, 2019

.
.
.

Btw, Happy Nakamoto Yuta Day. Cowok tersavage, cowok tersantuy, cowok yang suka ceplas ceplos, cowok yang punya percaya diri tinggi, cowok terbodoamat yang pernah saya kenal. Intinya dari kak Yuta, saya belajar bahwa gak semua cowok muka badboy, rambut gondrong itu jahat, lol. God bless you, Osaka Prince🙏

 God bless you, Osaka Prince🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
See The Vision - WayVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang