Chapter 7

2.9K 179 12
                                    

Hargai tangan yang mengetik
.

.

.

Pagi ini hujan turun dengan deras dan suara gemuru terdengar mengerikan membuat siapapun merinding. Jungkook contohnya, ia menutupi seluruh tubuhnya menggunakan selimut. Ia menghiraukan panggilan Hyung nya.

"Kookie, kau baik-baik saja kan?"

"N-ne h-hyung". Kamarnya gelap karena ia tak berani menyalakan lampu, bahkan bergeser satu sentipun ia tak berani. "Kookie, kamarmu dikunci tidak?". Tanya Namjoon yang sudah khawatir. "Tidak hyung".

Mereka pun masuk dan melihat gumpalan selimut dan mereka yakin jika Jungkook tengah ketakutan. "Kookie, kami disini jangan takut". Ucap Jimin seraya menarik selimut. Jungkook langsung memeluk tubuhnya.

"Ah, kau seperti bayi. Tak perlu takut, kami selalu disekeliling mu". Ucap Jin menenangkan. "Ayo sarapan, kami dari tadi menunggu mu, aku kira kau masih​ tidur". Ucap Hoseok. Jungkook pun menggelengkan kepalannya. "Ah, aku membuat kalian menunggu. Kalian duluan saja, aku tak bisa bergerak jika ada suara-suara menyeramkan". Ucap Jungkook

"Baiklah, aku putuskan kita sarapan dikamar ini". Ucap Jin lalu berjalan kedepan untuk mengambil makanan.

Saat jin ingin kembali kekamar dengan tangan penuh dengan piring makanan, tiba-tiba pintuk diketuk oleh seseorang. Ia pun memutuskan untuk mengintipnya sebelum membukakan.

"Siapa itu?". Gumamnya.

Karena, rasa takut yang lebih besar ia memutuskan untuk kekamar terlebih dahulu. "Dimakan ya... Hmm, Namjoon bisa kau ikut aku?". Jin memutuskan untuk mengajak Namjoon, karena ia satu-satunya orang yang sudah sarapan.

Saat mereka diruang tamu, Jin langsung memberi namjoon aba-aba untuk diam.

"Kenapa?". Bisik Namjoon.

"Coba kau intip".

Namjoon pun mengintip dan terdapat orang yang mereka tidak kenal disana. "Hyung, ayok kekamar. Kita abaikan saja. Aku yakin dia orang suruhan Kim Ahjussi". Ucap Namjoon lalu menarik Jin kedalam kamar.

Saat dikamar mereka terdiam dan memikirkan orang yang tengah berdiri didepan rumah. Mereka sangat khawatir karena bisa jadi pria yang didepan itu adalah orang suruhan kim ahjussi dan adik bungsu mereka akan diambil untuk selamanya.

"Cukup Mingyu saja!". Ucap Jin secara tiba-tiba. Mereka langsung menoleh kearah namja itu dengan tatapan bingung. "Eh, maafkan aku... Lanjutkan makan kalian aku ingin keluar sebentar". Ucap Jin lalu beranjak dari duduknya.

"Jin hyung terlihat gelisah, ada masalah apa?". Tanya Jungkook.

"Ah itu, tak ada apa-apa kok". Jawab Taehyung sambil mengulas senyum. Jungkook hanya mengangguk paham dengan situasi yang menurutnya baik-baik saja.

Berbeda dengan mereka yang dikamar, Jin saat ini diam tak percaya akan yang ia lihat. Pria yang tadi didepan rumah memasukkan sebuah surat lalu meninggalkan rumah mereka.

"Tidak mungkin"

Isi surat itu sangatlah mengejutkan dan membuat rasa takutnya bertambah ingin rasanya ia pergi ketempat yang sangat jauh bersama adik-adiknya.

"Tidak bisa! Adikku tidak akan tersentuh oleh tangan busukmu itu pria tua!"

Jimin keluar kamar dengan piring kotor ditangannya, ia melihat hyungnya sangat gelisah dengan cepat ia menaruh semua piring kotor itu di wastafel dan menghampiri Jin.

Amnesia [Jjk] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang